Nama jenama Wardah bisa dibilang baru populer selama satu dasawarsa terakhir. Padahal, perusahaan induknya, PT Paragon Technology & Innovation baru saja merayakan hari jadinya ke-33. Artinya, butuh waktu bagi perusahaan untuk menuai sukses di industri kecantikan dalam negeri.
Sebuah pesta perayaan ulang tahun pun diadakan di Bandung, tempat lahir dari Wardah, merek tersohor yang dimiliki Paragon. Bedanya, pesta itu dihelat dalam sebuah rangkaian seminar dan pameran bertema Paragon Innovation Summit yang diadakan di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 12-14 Oktober 2018.
Mengusung tema Innovation for The Nation, Paragon mengajak elemen masyarakat, khususnya mahasiswa untuk memahami perubahan teknologi yang mempengaruhi bisnis dan ekonomi. Munculnya era teknologi 4.0 seperti robotika, artificial intelligent dan big data menuntut adanya peningkatan daya saing bagi generasi muda untuk berinovasi.
Chief Marketing Officer PTI Salman Subakat mengatakan sebagai perusahaan, pihaknya sadar apabila perusahaan gagal membangun generasi saat ini, akan berdampak pada bisnisnya kelak.
“Inovasi adalah membangun kultur dan itu butuh proses. Orang tahu Paragon mungkin dari Wardah yang tenar sejak 12 tahun lalu. Dua puluh tahun sisanya, kami membangun kultur,” jelas Salman.
Ia pun mengajak stakeholder baik mahasiswa, akademisi, peneliti, pemilik binsis, UKM dan pemasar untuk berdiskusi menentukan cara terbaik menghadapi era teknologi 4.0.
Menurut Salman, kehadiran revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di hampir seluruh sektor kehidupan membuat tingkat persaingan antar negara pun semakin kuat.
Berdasarkan Global Competitiveness Report tahun 2017-2018, Indonesia menduduki peringkat ke-36 dari 137 negara dalam hal daya saing inovasi. Walaupun peringkat ini lebih baik lima tingkat dibandingkan tahun sebelumnya, Indonesia tetap membutuhkan dukungan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus berkembang.
”Sejalan dengan salah satu nilai perusahaan PTI, yakni inovasi, kami ingin mengajak anak muda Indonesia untuk terus berinovasi. Anak-anak muda Indonesia sangat kreatif. Mereka hanya membutuhkan sarana yang dapat mendorong mereka untuk memaksimalkan kreativitas tersebut,” lanjut Salman.
Najeela Shihab, pemerhati pendidikan yang juga Inisiator Gerakan Semua Murid Semua Guru mengatakan, setidaknya dengan 250 juta jiwa penduduk, Indonesia butuh sekitar 5 juta inovator.
“Sekolah sayangnya lebih senang mencetak para peraih gelar sarjana. Bukan inovator. Itu tantangan kita bagaimana sekolah mencetak sifat-sifat inovator itu,” terangnya.
Salman berharap acara Paragon Innovation Summit ini akan menjadi ajang berkumpulnya para inovator-inovator baru yang merumuskan bisnis Indonesia ke depan. “Harapan saya nantinya, mereka yang datang sebagai peserta akan duduk sebagai narasumber dan mentor,” ucap anak dari pendiri Wardah itu.
Editor: Sigit Kurniawan