Akan Ada 100 Miliar Koneksi Internet Tahun 2025

marketeers article

Huawei merilis laporan Huawei Global Industry Vision (GIV) 2025 yang memprediksi bahwa akan ada 100 miliar koneksi internet di “dunia serba cerdas” pada tahun 2025 mendatang.

Laporan yang dirilis saat pelaksanaan Huawei Global Analyst Summit 2018 di Shenzhen tersebut berisikan tentang berbagai pandangan dan wawasan tentang tren terkini dan masa depan dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

“Berdasarkan data dan prediksi tentang masa depan, kami bertekad untuk membagi cetak biru dari ‘dunia serba cerdas’ yang akan didukung oleh teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Tujuannya adalah untuk membangun landasan yang memungkinkan ekosistem industri TIK untuk bertransisi menuju ‘dunia serba cerdas’ dan bekerja sama dengan mitra dari seluruh dunia dalam membangun dunia serba cerdas yang sepenuhnya terhubung,” ujar Chief Strategy Marketing Officer Huawei William Xu.

William menambahkan, pada tahun 2025, konten video akan berkontribusi sebesar 89% dari trafik data pengguna internet. Selain itu, diprediksi bahwa akan ada sedikitnya 40 miliar perangkat pintar dan 20 miliar perangkat pintar rumahan yang saling terhubung satu sama lain.

“Setiap orang rata-rata akan mengonsumsi data sebanyak gigabit perhari pada tahun 2025 dan fungsi perangkat cerdas akan berevolusi dari yang tadinya hanya alat menjadi sebuah asisten yang memudahkan kehidupan manusia,” kata William Xu.

Laporan GIV 2025 memperhitungkan tingkat penetrasi asisten cerdas akan mencapai 90%, dengan sedikitnya 12% rumah akan memiliki robot yang melayani manusia. Lebih jauh lagi, diprediksi industri internet akan berevolusi secara pesat dan secara langsung akan berkontribusi terhadap ekonomi digital dengan nilai US$ 23 triliun.

Huawei memperkirakan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 86% perusahaan yang beroperasi secara global akan mengadopsi kecerdasan buatan (AI) yang bakal menggantikan peran manusia dalam mengolah data suatu perusahaan. Seiring dengan perkembangan era digital, setiap orang terus menerus memproduksi data di mana pun mereka berada. Jumlah data di seluruh dunia diperkirakan akan melonjak dari delapan miliar terabyte pada tahun 2015 menjadi 180 miliar terabyte pada tahun 2025.

Huawei mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah mengolah data yang tidak terstruktur. Pemanfaatan kecerdasan buatan seperti pengaplikasian algoritma dan analisis big data akan menjadi kunci suatu perusahaan menentukan model bisnisnya di masa depan.

Lebih lanjut, laporan GIV 2025 menyebutkan kebutuhan teknologi berbasis kecerdasan buatan dari suatu perusahaan akan lebih bersifat sistematis dan komprehensif. Hal tersebut meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam operasional sehari-hari perusahaan dan proses pengambilan keputusan. Tentunya, hanya data yang terhubung lah yang memiliki nilai.

Saat ini lebih dari 95% data di dunia masih tidak terstruktur dan belum digunakan. Migrasi ke komputasi awan akan membantu perusahaan meningkatkan daya saing mereka dengan data yang telah terkumpul sejak lama.

Seiring dengan kemampuan pengolahan data yang terus berkembang dan semakin populernya algoritma cerdas, data-data tak terolah tersebut dapat terkonversi menjadi aset perusahaan yang teranalis. Tingkat pemanfaatan data perusahaan-perusahaan di seluruh dunia pada tahun 2015 hanya sebesar 10% menyisakan berbagai data sifatnya sia-sia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related