Tidak diperdebatkan lagi bahwa para pemasar harus melek akan perubahan teknologi atau bisnisnya akan mati. Beragam kasus pun sudah disajikan di dunia pemasaran, betapa pentingnya perubahan bagi sebuah perusahaan. Begitu juga bagi PT NGK Busi Indonesia dalam memandang tren kendaraan listrik di dunia dan Tanah Air yang akan mengubah bisnis mereka. Pasalnya, busi dalam mesin konvensional ke depan tidak terpakai pada mobil atau motor bertenaga listrik. Akankah mereka mati?
NGK melihat bahwa saat ini mereka memiliki waktu hingga 10 tahun lagi sebelum Indonesia memasuki era kendaraan listrik. Tidak tinggal diam, pemegang merek busi asal Jepang ini mengatakan pihaknya tengah melakukan beragam riset pengembangan produk. Salah satunya melalui sister company mereka NTK. NGK mengakui bahwa NTK telah mengembangkan teknologi untuk kendaraan ramah lingkungan.
“NTK tengah mengembangkan baterai tanpa cairan untuk sepedamotor listrik. Baterai tersebut dikembangkan di R&D kami di Jepang, tapi bukan mass production. Di Jepang populasi motor listrik terus meningkat, jadi kami masih fokus ke sana,” ucap Hisato Kato, Presiden Direktur PT NGK Busi Indonesia pada sebuah pertemuan di kantornya beberapa waktu lalu.
Produk yang tengah dikembangkan adalah jenis baterai solid-state. Meski umumnya mobil listrik saat ini menggunakan baterai lithium-ion, NGK yakin bahwa baterai solid-state lebih aman dan lebih kuat. Dan bukan tidak mungkin, jika adopsi kendaraan listri benar-benar berhasil, bisnis NGK akan beralih ke bisnis baterai.
Editor: Eko Adiwaluyo