Total investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 19,7 miliar dalam enam tahun terakhir. Pada tahun 2016, nilai investasi Jepang di Indonesia bahkan meningkat hingga 86% dari tahun sebelumnya. Berupaya meningkatkan investasi Jepang ke Indonesia, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto telah memastikan kesiapan kawasan industri untuk menyambut hal ini.
Pascabertemu dengan Presiden Jetro dan jajaran direksi Sojitz Corporation di Tokyo, Sabtu (08/07/2017), Airlangga mengaku telah mendorong pihak Jepang untuk meningkatkan investasi mereka di Indonesia. Tidak hanya memburu penanaman modal di bidang manufaktur, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi. Airlangga percaya, hal ini mampu menyasar perkembangan teknologi, inovasi, Sumber Daya Manusia (SDM), serta industri kecil dan menengah dalam negeri.
“Membangun iklim investasi yang kondusif dengan berbagai kemudahan deregulasi dan paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan adalah upaya kami dalam menarik investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri,” terang Airlangga.
Lebih jelas Airlangga mengungkapkan kesiapan Indonesia dalam menerima masuknya investasi asing. “Kawasan industri Indonesia yang sudah siap menerima investasi asing antara lain bergerak di bidang pengolahan mineral logam, pembangkit listrik, gasifikasi batu bara, petrokimia, dan kaca,” tutur Airlangga saat mempromosikan Indonesia di Jepang.
Kawasan industri ini terbagi ke dalam beberapa daerah Indonesia, seperti kawasan industri Dumai di Riau, JIIPE di Gresik, Kendal di Jawa Tengah, dan kawasan industri Bontang di Kalimantan Timur. Pembangkit listrik dengan kapasitas 50 MW, terminal CPO, dan pengolahan limbah telah tersedia di kawasan industri Dumai di Riau. Kawasan ini dapat digunakan untuk industri gasifikasi batu bara dan oleo chemical.
Selain kawasan industri Dumai di Riau, Kemenperin juga menawarkan kawasan industri JIIPE Gresik yang dilengkapi dengan residensial area dan pelabuhan. Memiliki area seluas 2.933 ha yang didukung 23 MW dan 500 MW power plants, kawasan ini didorong sebagai kawasan heavy industry dan permesinan.
Sementara kawasan industri Kendal di Jawa Tengah akan menjadi kawasan industri furniture, makanan, dan garmen. Menurut Airlangga, kawasan yang memiliki luas 2.700 Ha ini cukup strategis karena berdekatan dengan pelabuhan Semarang. Kawasan ini pun diprediksi Airlangga akan lebih unggul dibanding kawasan lain lantaran upah buruh yang terbilang cukup kompetitif.
Kawasan industri lain yang juga dipromosikan Airlangga adalah Bontang di Kalimantan Timur. Dengan luas area 265,6 Ha, kawasan industri gasifikasi batu bara akan dikembangkan di wilayah ini.
Upaya Kemenperin dalam mempromosikan Indonesia sebagai lahan investasi asing bukan tanpa alasan. Airlangga mengungkapkan, investasi dapat mengatasi masalah kebutuhan bahan baku dalam negeri.
“Dengan investasi, maka kebutuhan bahan baku dalam negeri lebih mudah terpenuhi. Ini alasan kami terus berupaya menumbuhkan investasi di Indonesia. Semakin banyak investor Jepang yang masuk ke Indonesia akan meningkatkan investasi di industri-industri tersebut. Kami pun berharap, industri Jepang di Indonesia dapat memperkuat rantai pasokannya,” tutup Airlangga.
Editor: Eko Adiwaluyo