Setelah bertransformasi dari pemain permanent hair removal menjadi klinik kecantikan, ZAP justru mencatatkan pertumbuhan hingga 280% di 2017. Dengan gesit, ZAP menambah deretan klinik mereka, dan segera menggarap pasar Korea Selatan. Pertumbuhan bisnis ZAP yang berhasil melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia (5%) di tahun lalu tak lepas dari layanan photofacial yang mereka tawarkan.
“Melalui layanan photofacial yang terdiri dari tiga tindakan treatment (area kulit bagian atas, dalam, dan permukaan kulit), kami mulai memperoleh peningkatan pendapatan. Kini, 50% pendapatan ZAP diperoleh dari photofacial, sementara hair removal hanya menyumbang 20%,” ungkap CEO ZAP Clinic Fadly Sahab.
Kini, ZAP terus memperluas bisnis mereka dengan menambah portofolio produk dan layanan, serta membuka deretan klinik baru. Tak tanggung-tanggung, ZAP pun berencana untuk berekspansi ke pasar kecantikan Korea Selatan.
“Orang-orang pasti bilang ini klinik gila, buka klinik kecantikan kok di pusatnya sektor kecantikan dunia. Paling-paling satu minggu langsung tutup,” kata Fadly.
Namun, ZAP berpandangan lain. Fadly mengungkapkan, ketika ZAP survive dan berhasil menggarap pasar Korea, akan lebih mudah bagi mereka untuk menggarap pasar di negara lain, seperti Malaysia misalnya.
“Hal ini jelas akan lebih mulus karena kami telah memiliki kredibilitas atas keberhasilan kami di pasar Korea Selatan,” ungkap Fadly yang tengah mempersiapkan perizinan membuka klinik kecantikan di Negeri Ginseng itu.
Tahun 2018 akan menjadi tahun yang padat bagi ZAP. Mereka mengagendakan akan membuka 10 klinik ZAP Premier dan beberapa klinik ZAP lain yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk satu klinik di Korea Selatan. Tidak hanya itu, ZAP berencana membuka klinik khusus laki-laki jika memperoleh tambahan 300.000 followers laki-laki di Instagram.
“Semangat kami tinggi. Kami bergerak cepat karena dominasi millennials dari internal ZAP. Yang jelas, kami tidak berhenti belajar. Learn before you earn menjadi moto kami dalam mengambil langkah di bisnis ini,” kata Fadly optimistis.
Editor: Eko Adiwaluyo