Pada semester pertama tahun 2019, Grab mengklaim nilai GMV GrabFood telah tumbuh tiga kali lipat. Ekspansi GrabFood di Indonesia juga didukung oleh pertumbuhan signifikan bisnis GrabFood di berbagai kota di Indonesia termasuk Surabaya, Medan, dan Bandung dimana nilai penjualan kotornya tumbuh empat kali lipat.
Menurut Ichmeralda Rachman selaku Head of Marketing GrabFood and New Businesses Grab Indonesia, kinerja ini menumbuhkan optimisme bagi GrabFood untuk menjadi pemimpin pasar di kategorinya. Melda meyakini bahwa sampai akhir kuartal tiga tahun ini, GrabFood bisa menjadi pemimpin pasar.
“Riset internal menyebutkan bahwa pangsa pasar kami sudah mendekati 50%. Di kuartal tiga, kami yakin sudah bisa jadi pemimpin pasar,” jelas Melda.
Grab meyakini pertumbuhan GrabFood dicapai berkat adanya kerja sama dengan restoran cepat-saji dan kedai makanan lokal favorit masyarakat Indonesia – sehingga jumlah merchant pada platform GrabFood tumbuh dua kali lipat sejak awal tahun ini.
Melda menjelaskan bahwa beberapa kunci yang berhasil dibuka oleh GrabFood adalah melalui konsep hyperlocal dan hyperpersonalization. Konsep hyperlocal menggunakan kekuatan menu-menu lokal. Sementara hyperpersonalization melalui pendekatan interaksi konsumen dengan aplikasi, semisal berapa banyak pesanan yang dipesan oleh konsumen, tipe makanan, dan waktu pemesanan.
GrabFood semakin yakin dengan misinya setelah meluncurkan konsep GrabKitchen sejak awal tahun ini. Kini GrabKItchen sudah memiliki sepuluh gerai. Sampai akhir tahun ini, GrabKitchen berencana memiliki 50 outlet. Sebanyak 40 outlet baru tersebut tidak hanya berfokus di Jakarta, tapi juga ke kota-kota lain.
“Salah satu sumber pertumbuhan Grab selama semester satu ini adalah melalui GrabKitchen,” tutup Melda.
Editor: Sigit Kurniawan