PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) dalam program Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia. Program ini mengajak para ibu (Kader, PAUD, TBM) untuk bergerak bersama memerangi kelaparan pada balita di 15 Kabupaten/Kota Indonesia. Program yang diinisiasi oleh FOI ini diharapkan dapat membantu memerangi kelaparan pada balita, menciptakan kerja sama, dan mengembalikan budaya gotong royong di antara masyarakat, dunia usaha, swasta, akademisi dan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia merdeka 100% dari rasa lapar.
Kerja sama ini juga digelar FFI untuk memeringati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember. Pada program ini, FFI berkontribusi dalam memberikan produk susu pertumbuhan anak ‘Susu Bendera’ sebagai salah satu sumber protein hewani dalam upaya membantu memperbaiki asupan gizi anak.
Dukungan FFI pada kegiatan Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia berbentuk program donasi produk pangan dan keterlibatan dalam proses pendistribusian donasi. Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro menyatakan pihaknya mendukung inisiatif yang dilakukan oleh FOI khususnya untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi balita Indonesia.
Frisian Flag Indonesia sesuai dengan visinya Nourishing a Better Planet berkomitmen untuk membantu meningkatkan kecukupan gizi keluarga Indonesia melalui rangkaian produk-produk susu bergizi dan terjangkau.
“Kerja sama dengan FOI melalui Aksi 1000 Bunda untuk Indonesia menjadi langkah nyata mewujudkan komitmen kami untuk membantu memenuhi kecukupan pangan dan gizi balita Indonesia,” ujar Andrew.
Peranan ibu sebagai manajer keluarga menjadi dasar latar belakang aksi yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Keduanya pun melibatkan para ibu di berbagai kota tersebut untuk mewujudkan peningkatan status gizi anak dan keluarga serta memerdekakan Indonesia dari rasa lapar.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018, 3.9% balita mengalami gizi buruk (severe malnutrition), 13.8% balita menderita gizi kurang (underweight), dan 30.8% mengalami tengkes (stunting). Salah satu penyebab yang cukup dominan adalah karena pola pengasuhan yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Dari riset yang digelar FOI juga ditemukan ada 27% balita Indonesia yang pergi ke sekolah (PAUD) dalam keadaan lapar karena tidak sarapan bahkan jumlahnya mencapai sekitar 40-50% balita di wilayah perkotaan yang padat dan miskin.
Kelaparan membuat anak-anak tidak fokus dan tidak semangat dalam mengikuti kegiatan belajar dan berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak.
Situasi yang diakibatkan pandemi telah memperburuk status kelaparan pada balita di Indonesia. Kondisi kemiskinan dan daya beli pangan yang menurun mengakibatkan keterbatasan akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan pangan sehat serta sumber gizi keluarga.
Menyikapi hal ini FFI dan FOI memberikan akses pangan bergizi kepada 50.000 balita di 15 titik wilayah, termasuk distribusi pangan ke Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta, Yogyakarta, Lampung, Lombok, Malang, Palembang, Pandeglang, Semarang, Solo, Surabaya, dan Tangerang.