Menurut pantuan Indodax, pasar perdagangan kripto cenderung sedang mengalami penurunan harga pada akhir tahun lalu. Namun, aset kripto masih memberikan sinyal positif untuk kenaikan jangka panjang.
Bitcoin bisa menjadi acuan harga aset kripto. Kenaikan maupun penurunan harga Bitcoin biasanya diikuti oleh kenaikan ataupun penurunan beberapa aset kripto lainnya.
Terkait performa Bitcoin sebagai aset kripto pertama, jika dilihat secara year to year, pada Desember tahun 2020 harga Bitcoin menyentuh angka Rp 400 juta. Pada Desember 2021 sudah menyentuh di kisaran Rp 600 juta. Bahkan, Bitcoin sempat menembus rekor tertinggi pada bulan November 2021 di angka Rp 968 juta.
“Ini membuktikan bahwa bitcoin serta aset kripto bukanlah investasi jangka pendek. Namun, merupakan komoditas digital yang kian menarik untuk di miliki,” kata CEO Indodax Oscar Darmawan.
Ia menambahkan, sebagai aset kripto yang memiliki market cap terbesar, sebenarnya kita bisa menjadikan Bitcoin sebagai acuan untuk melihat tren harga aset kripto lainnya. “Biasanya, jika harga mayoritas aset kripto yang diperdagangkan di Indodax itu sedang hijau, maka harga Bitcoin pun sudah lebih dulu hijau. Begitu pula sebaliknya,” ujar Oscar.
Meskipun pada minggu terakhir bulan Desember, market kripto cenderung kembali melemah, Oscar memprediksi bahwa hal ini tidak akan berlangsung lama. Oscar yakin harga kripto akan berangsur mulai membaik, terlebih ada beberapa momen baik yang justru mendukung pasar kripto supaya lebih positif lagi. Salah satunya karena kekhawatiran investor terkait Omicron sudah mulai berkurang.
Di samping itu, beberapa hari yang lalu, El Salvador tercatat menambahkan persediaan Bitcoin. Melalui cuitan resminya di Twitter, presiden El Salvador Nayib Bukele baru saja membeli 21 Bitcoin pada tanggal 21 Desember 2021.
Tidak hanya itu, miliarder dan juga manajer investasi asal Amerika Serikat yang juga pendiri perusahaan manajemen investasi, Ray Dalio telah memberikan gagasan positif terkait aset kripto. Tahun lalu, ia cukup menentang terkait keberadaan kripto karena faktor volatilitasnya yang tinggi. Namun, beberapa setelahnya ia berpendapat bahwa ia sangat terkesan dengan performa kripto dan mengaku bahwa ia memiliki portofolio di Bitcoin dan Ethereum.
Tidak hanya dia, Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath juga memberikan pernyataan positif terkait kripto. Gopinath menghimbau negara untuk tidak melarang kripto. Bahkan, lebih menganjurkan untuk memberikan regulasi terkait penggunaan kripto mengingat masyarakat sudah banyak yang berminat terhadap investasi ini.
“Dengan adanya beberapa kabar positif tersebut, saya yakin market kripto akan berangsur membaik untuk beberapa waktu ke depan. Sebenarnya momen saat market merah bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk menambah pundi pundi kripto mereka,” kata Oscar.
Ia menambahkan, pentingnya investor untuk menggunakan uang dingin ketika bertransaksi aset kripto. Jika mereka menggunakan uang dingin, adanya penurunan di pasar saya rasa itu bukan masalah yang besar. “Investor bisa membeli di momen saat harga sedang murah dan menjualnya ketika di harga tinggi sehingga bisa mendapatkan cuan,” jelas Oscar.