Pesta belanja online terbesar di Indonesia, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018 merupakan salah satu momentum tang ditunggu. Event tahunan ini berlangsung pada periode 11-12 Desember. Tahun ini setidaknya adalah lebih dari 300 e-commerce yang berpartisipasi selama Harbolnas.
Lazada misalnya, memberikan diskon hingga 99%. Shopee memberikan beragam promo seperti potongan harga hingga 90% untuk produk-produk favorit, gratis ongkos kirim hingga 12 kali ke seluruh indonesia, serta hadiah total koin Shopee senilai Rp 12 miliar. Blibli.com menghadirkan fitur gamifikasi untuk menarik minat konsumen dan betah berbelanja di platform Blibli.com. Sementara JD.ID memberikan kejutan JDor! dan diskon hingga 99%.
Loyalnya pelaku e-commerce dalam memanjakan konsumen selama Harbolnas ternyata bukan tanpa sebab. Riset McKinsey menyebutkan online commerce di Indonesia berkembang pesat dan akan terus bertumbuh. McKinsey memprediksi bahwa penjualan online commerce di Indonesia akan mencapai US$ 65 miliar per tahun pada tahun 2022. Angka ini delapan kali lebih dari US$ 8 miliar yang dicetak pada tahun 2017.
Tidak hanya dari sisi nilai, online commerce diprediksi akan mampu membawa brand-brand lokal menuju pasar global. “Ketertarikan konsumen-konsumen pada tingkat global mencerminkan tumbuhnya permintaan pasar-pasar internasional atas produk-produk dari Indonesia. Sektor-sektor lain harus belajar dari sektor perhiasan karena secara keseluruhan, ekspor Indonesia melalui online commerce masih rendah dengan banyaknya penjual-penjual lokal yang belum menjangkau pasar internasional,” ujar Phillia Wibowo, Managing Partner Indonesia, McKinsey & Company.
McKinsey mengestimasi bahwa online commerce dapat memfasilitasi ekspor baru senilai hingga US$ 65 milliar, atau setara dengan 40% dari ekspor manufaktur saat ini. Ekspor bertumbuh karena para pengrajin dan penjual lokal menggunakan platform online untuk menjangkau konsumen internasional.
Di sisi yang lain, online commerce memberikan keuntungan sosio-ekonomi. Para konsumen di daerah-daerah kecil di luar Jawa kini mempunyai pilihan produk lebih luas. Mereka bisa membeli berbagai produk dengan harga hingga 25% lebih hemat dibanding harga-harga di toko-toko ritel di Jawa. Online commerce juga mendukung pemerataan inklusi finansial.
Untuk mencapai potensi terbut, salah satu upaya yang Indonesia bisa lakukan adalah mendukung perusahaan menengah dan besar untuk meningkatkan penjualan melalui online commerce. Hal ini bisa mendorong pertumbuhan PDB sebesar US$ 150 miliar.
“Melalui program-program ini, perusahaan menengah bisa mendapatkan akses ke bimbingan, informasi tentang cara mengakses pasar-pasar baru, mendapatkan dukungan finansial, menerima infrastruktur pendukung seperti gudang, dan alat-alat digital untuk menjalankan bisnis mereka dengan baik,” tutup Phillia.
Editor: Sigit Kurniawan