Gelaran Asian Games 2018 menjadi salah satu momentum besar bagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Bagaimana tidak, ajang ini akan dihadiri lebih dari 15 ribu peserta dari 45 negara. Momen ini dapat mendongkrak devisa Indonesia.
Usai Parade Asian Games 2018 usai, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dampak langsung Asian Games itu penting, namun yang lebih penting adalah media value. Tak heran, Kemenpar nampak tak segan mengeluarkan biaya lebih bagi media. Apa alasannya?
Bagi Arief, sport tourism event tak bisa berdiri sendiri. Ini yang mendasari Arief berani menggelontorkan biaya yang lebih tinggi bagi media dibandingkan event. “Revenue event olah raga terdiri dari; 60% dari TV broadcasting, 30% souvenir/merchandising, dan 10% tiket sales,” papar Arief di Jakarta, Minggu (13/05/2018).
Target Wisatawan Mancanegara (Wisman) Asian Games 2018 sendiri terdiri dari 10 ribu atlet, lima ribu official, lima ribu media, dan 150 ribu penonton. Sementara, perkiraan devisa mencapai kurang lebih Rp 3 triliun yang terdiri dari devisa penonton (150.000 x US$ 1.200 = US$ 180.000.000), dan devisa official (20.000 x US$ 2.500 = US$ 50.000.000). Jika ditotal, jumlah ini mencapai US$ 230.000.000 atau setara dengan Rp 3 triliun.
Sebelumnya, Kemenpar memang nampak giat mempromosikan Pariwisata Indonesia melalui media konvensional dan digital. Di berbagai saluran televisi asing, iklan pariwisata Indonesia kerap tampil. Sementara di media digital, Kemenpar menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk beriklan di Google, Facebook, Instagram, dan TripAdvisor. Kini, Kemenpar pun tengah mendorong peningkatan anggaran promosi Asian Games 2018.
Editor: Sigit Kurniawan