Industri properti pada tahun 2018 ini bisa dibilang sudah mulai memasuki titik cerah. Disampaikan oleh Ignatius Untung, Country Manager Rumah123. Namun, ada enam tantangan pada industri properti di tahun 2018.
Pertama adalah property market cycle, yang menurut Untung saat sudah mulai naik ke atas kondisisnya. Kedua, masuknya pengembang properti asal China. Ketiga, adanya disrupsi dalam bisnis properti. Keempat, kelompok pembeli yang sudah bergeser. Kelima, isu daya beli. Terakhir, adalah kondisi sosial politik.
“Namun, yang paling utama adalah pergeseran konsumen, dari Generasi X ke kalangan Generasi Y. Mereka ini pola perilakunya berbeda,” ujar Untung.
Menurut Untung, kalangan Gen X sudah dalam kondisi yang aman dan mapan. Ia bisa bilang seperti itu karena, kondisi Gen X saat ini sudah mulai berada pada posisi yang aman dan nyaman, dari segi pekerjaan dan pendapatan. Mereka pun saat ini tergolong sudah memiliki properti yang tetap.
Hal yang membedakan antara Gen X dan Gen Y adalah, ketika Gen X tumbuh dan berusaha mencari properti, informasi yang beredar di sekelilingnya tergolong terbatas. Sementara saat ini Gen Y, sudah tercampur dengan banyak informasi terkait dengan properti.
“Dulu, Gen X itu kalau mau beli rumah, godaan mereka itu cuman beli mobil. Kalau Gen Y itu banyak banget godaanya. Dari Mobil, gadget, sampai traveling,” imbuh Untung.
Gen Y atau kalangan millenial menurut Untung lebih terdistraksi terhadap gaya hidup dibandingkan dengan konsep kepemilikan barang. Salah satu pemicunya adalah informasi yang mereka dapatkan dari media sosial.
“Lihat foto wisata dan makanan, terus mereka ingin mencoba dan mengikuti gaya hidup yang ada di media sosial.”
Untuk berwisata saja saat ini menurut Untung konsepnya sudah berubah. Dulu orang berwisata harus datang ke biro travel, tapi sekarang ini dengan membuka media sosial banyak orang sudah bisa merencakan perjalanan wisata mereka sendiri. Ketika mencari properti, Gen Y pun banyak terkontaminasi dengan apa yang mereka lihat di media sosial.
“Gen Y ini galau dan random. Solusi mereka juga sporadis. Semisal mereka mau membeli rumah, baru nabung beberapa bulan sudah tedistraksi dengan hal-hal lain,” pungkas Untung.
Editor: Eko Adiwaluyo