Alasan Perokok Aktif Susah Berhenti Merokok

marketeers article
background from many cigarette butts and ash

Merokok tembakau telah menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan yang sebetulnya bisa dicegah. Ada satu miliar orang menghisap tembakau. Sebagian besar adalah perokok.

Menurut kajian baru yang diterbitkan oleh Foundation for a Smoke-Free World, sebanyak 78% perokok aktif menyatakan ingin berhenti. Mereka pun membutuhkan produk alternatif yang bisa membuat mereka berhenti merokok. Produk alternatif itu dinilai bisa membantu 25% perokok aktif untuk menjauhi rokok selama setahun.

Dalam melakukan kajian mendalam mengenai produk alternatif pengganti rokok tebakau, Foundation for a Smoke-Free World bekerja sama dengan EY-Parthenon untuk menilai berbagai produk dan layanan berhenti merokok yang ada di pasaran saat ini.

Survei Keadaan Merokok Dunia pada 2018 menunjukkan banyaknya perokok yang ingin berhenti. Mereka telah mencoba beberapa kali untuk berhenti, tapi kerap tidka berhasil,” ujar Farhad Riahi, Chief Health, Science, & Technology Officer Foundation for a Smoke-Free World.

Laporan ini mengungkap sejumlah perokok yang mencoba berhenti, bisa berhasil dengan memakai produk alternatif yang tersedia. Namun, masih banyak yang tidak menganggap sejumlah produk itu dapat membantu mereka secara efektif.

Tobias Handschuh, Partner EY-Parthenon Life Sciences Practice, mengaku pihaknya tengah merintis proyek yang menyusun katalog beragam produk dan layanan yang ditawarkan bagi para perokok yang ingin berhenti.

Dalam serangkaian kajian yang dilakukan, pihaknya mendapati tiga temuan yang mengejutkan. Pertama, rendahnya keampuhan produk dan layanan berhenti merokok. Tingkat keampuhannya hanya 12 bulan atau berhasil memengaruhi 23% perokok aktif.

Kedua, keterbatasan kajian klinis dan solusi teknologi, khususnya minimnya aplikasi perangkat seluler yang berisi panduan untuk berhenti merokok.

Ketiga, masih sedikitnya obat-obatan dan alat bantu medis potensial. “Ini menandakan tak ada terobosan dalam hal pengobatan dalam tempo 5-10 tahun mendatang,” ujar dia.

Karena itu, laporan ini menggarisbawahi perlunya tindakan seperti membuktikan keampuhan berbagai aplikasi yang berisi panduan berhenti merokok, serta mencakup metode pengobatan.

Selain itu, perlu adanya inovasi produk dan layanan berhenti merokok yang lebih efektif, serta membuatnya terjangkau dan mudah diakses di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

“Laporan ini menjadi langkah awal bagi sejumlah upaya kami di sektor tersebut, dan kami ingin bekerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait isu ini,” papar Farhan.

Sekadar diketahui, sejak tahun 2018, Foundation for a Smoke-Free World menerima donasi dari Philip Morris International (PMI) senilai US$ 80 juta setiap tahun selama 12 tahun.

Editor: Sigit Kurniawan

Related