Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, pendapatan premi kuartal ketiga tahun ini tercatat sebesar Rp 45,29 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 2,5% jika dibandingkan kuartal kedua tahun ini yang sebesar Rp 44,18 triliun. Angin baik di industri ini juga mengalir ke PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) yang menunjukkan peningkatan kinerja yang kuat sejak awal pandemi.
Pada tahun 2020, Allianz Life berhasil mencatat pertumbuhan premi bruto sebesar Rp 16,9 triliun atau 27,8% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kuartal 1-2021, pendapatan premi bruto premi bruto (gross written premium/GWP) Allianz Life Indonesia sebesar Rp 6,41 triliun. Perolehan premi tersebut meningkat 6,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini tentu didukung oleh kejelian Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer (CMO) PT Asuransi Allianz Life Indonesia.
Allianz Life Indonesia menjadi salah satu perusahaan asuransi pertama yang dengan cepat meluncurkan penjualan produk unit link secara digital seketika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin. Saat pandemi COVID-19 pertama kali diumumkan, Karin bersama tim manajemen langsung bertindak dengan melakukan transformasi digital dan menentukan prioritas utama. Pertama, mengutamakan keselamatan dan kesehatan para karyawan. Kedua, memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabah. Ketiga, membangun pertumbuhan bisnis.
Selama pandemi, nasabah semakin aktif mencari informasi seputar proteksi diri melalui asuransi. Menyadari ini, Karin memperkuat komunikasi pemasaran. “Mengomunikasikan produk-produk yang kami tawarkan secara rinci menjadi strategi kunci. Tak hanya kepada nasabah, kami juga membangun komunikasi intensif dengan tenaga penjualan agar mampu menjembatani Allianz Life Indonesia dengan nasabah,” kata Karin.
Bagi Karin, pandemi juga merupakan momentum yang bisa disiasati untuk membangun brand awareness Allianz Life Indonesia. Salah satunya dengan membangun kanal informasi yang menjawab kebutuhan masyarakat, seperti perkembangan kasus COVID-19 hingga vaksinasi.
“Kami memahami percakapan masyarakat sehingga bisa memberikan informasi yang relevan. Kami memanfaatkan situs web maupun media sosial untuk terlibat dalam percakapan tersebut sembari menawarkan pilihan solusi asuransi untuk mereka,” katanya.
Karin menambahkan, membangun literasi asuransi secara daring merupakan langkah tepat di era pandemi. Selain lebih aman seturut protokol kesehatan, literasi daring ini juga bisa lebih kaya dan efektif. “Pendekatannya beragam. Salah satunya, kami membuat lokakarya untuk para jurnalis dengan beragam topik. Saya yakin, media yang terinformasi dengan baik akan membantu membangun literasi asuransi dengan baik pula,” katanya.
Selengkapnya baca di Majalah Marketeers edisi Desember 2021.