Allianz Indonesia Ungkap Tantangan Industri Asuransi di Tahun Politik
Allianz Indonesia mengungkap tantangan dan peluang yang dihadapi oleh industri asuransi dan media menjelang pergantian tahun 2024, khususnya menghadapi tahun politik di Indonesia.
Allianz Indonesia pun menyoroti pengaruh Pemilihan Umum (Pemilu) terhadap pertumbuhan ekonomi dan indikator lainnya, serta risiko dan ketidakpastian yang timbul dari kondisi politik dan moneter global.
Dalam menghadapi kondisi ini, Allianz Indonesia mengajak pengamat ekonomi dan perwakilan media untuk membahas potensi risiko dan peluang di tahun 2024, serta strategi yang dapat diambil untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti perubahan-perubahan tersebut.
Fokusnya pun melibatkan aspek global, dengan merinci prediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Cina, serta menyoroti pertumbuhan ekonomi yang diprediksi signifikan bagi India dan sejumlah negara ASEAN.
BACA JUGA: Menilik Kunci Stabilitas Geopolitik dalam Era Transformasi Ekonomi
Poltak Hotradero, Business Development Advisor, Bursa Efek Indonesia, menekankan pada faktor geopolitik yang berpotensi memicu volatilitas pasar global. Dia menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang melambat pada tahun 2024, terutama karena perlambatan ekonomi China.
“Meskipun AS dan China mengalami perlambatan, Asia, khususnya India dan negara-negara ASEAN, diprediksi menguat secara ekonomi,” kata Poltak dalam Diskusi Ekonomi dan Investasi Outlook 2024, Kamis (14/12/2023).
Dalam konteks Indonesia, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2024, meskipun masih terdapat ketidakpastian.
Allianz Indonesia menyampaikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini tetap menunjukkan stabilitas yang signifikan, tercermin dari tingkat inflasi yang terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5%.
BACA JUGA: Hermawan Kartajaya: Tahun Politik, Perusahaan Butuh Skenario Kuat
Selain membahas aspek ekonomi, diskusi juga menyoroti sektor asuransi di Indonesia. Penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, dan Allianz Indonesia mengidentifikasi literasi dan penetrasi asuransi yang perlu ditingkatkan.
Upaya meningkatkan literasi finansial dan inklusi asuransi telah dilakukan oleh Allianz melalui berbagai inisiatif, seperti acara literasi keuangan yang telah menjangkau lebih dari 635 ribu penerima manfaat.
Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, menekankan bahwa kendati industri asuransi mungkin terkena dampak dari perubahan situasi ekonomi global dan tahun politik, kebutuhan masyarakat akan solusi perlindungan asuransi tetap ada.
“Dalam menghadapi tantangan ini, Allianz Indonesia menggarisbawahi pentingnya pemisahan unit usaha syariah menjadi entitas yang berdiri sendiri, sehingga dapat menjangkau segmen yang lebih luas,” ujar Daryanti.
Selain itu, Allianz Indonesia sebagai sustainable insurer juga menunjukkan kepeduliannya terhadap isu keberlanjutan (sustainability), menerapkan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Upaya ini melibatkan berbagai inisiatif seperti penanaman mangrove, pengumpulan dan pemilahan sampah, serta peningkatan layanan berbasis digital untuk mengurangi penggunaan kertas.
Dalam konteks media, Titis Nurdiana, Wakil Pimpinan Redaksi Kontan, menyoroti peran penting media dalam menyebarkan informasi seputar Pemilu dan menjaga keempat fungsi utamanya. Dia juga menekankan bahwa media harus tetap memberikan ruang bagi informasi lain yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk literasi keuangan dan asuransi.
Secara keseluruhan, Allianz Indonesia memberikan pandangan yang komprehensif terhadap kondisi ekonomi, industri asuransi, dan peran media menjelang tahun 2024.
Dengan menggarisbawahi pentingnya literasi dan inklusi asuransi, serta melalui inisiatif keberlanjutan, Allianz Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz