Amartha Dorong Peningkatan Ekonomi Pedesaan

marketeers article

Berdasarkan data Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa rata-rata pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7 juta per bulan. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 59 persen. Peningkatkan tersebut dapat terbilang drastis. Pencapaian itu juga berdampak pada berkurangnya angka kemiskinan.

“Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma modal, tapi juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modalnya demi keberlangsungan usaha,” kata CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.

Sejalan dengan meningkatnya pendapatan para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha. Sebanyak 52 persen dari mereka sudah mampu menyisihkan uang untuk membeli peralatan penunjang usaha, misalnya, sepeda motor serta merenovasi toko.

Bahkan, mitra Amartha kini sudah bisa mengalokasikan keuntungan usaha mereka untuk membeli keperluan konsumtif seperti membeli gawai dan televisi. Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada di bawah garis kemiskinan.

Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen.  Setelah sebelumnya turun sebanyak 22 persen. Dari data Badan Pusat Statistik, penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun sebesar 1,1 persen.

“Ini membuktikan bahwa perusahaan fintech bisa membawa dampak positif, jika kita semua tidak hanya berpikir untuk mengejar keuntungan, tapi juga membantu masyarakat yang membutuhkan,” tambah Andi.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related