Setelah megakuisis bisnis Uber di Asia Tenggara, Grab mengumumkan babak baru Grab di tanah Indonesia. Grab meyakini akuisisi ini memungkinkan Grab untuk dapat melayani masyarakat Indonesia lebih baik lagi, termasuk para mitra pengemudi maupun penumpang di hampir 120 kota di seluruh Indonesia.
“Kesepakatan ini menunjukkan potensi startup-startup di wilayah Asia Tenggara yang luar biasa untuk dapat meraih kesuksesan dan memberikan dampak positif bagi Tanah Air mereka,” ungkap Ridzki Kramadibrata, Managing Director, Grab Indonesia.
Bagi Ridzki, tahun 2017 menjadi momentum bagi Grab untuk menetapkan landasan untuk berbagai cara baru dalam melayani masyarakat Indonesia. Tahun 2018, adalah waktunya Grab mewujudkan rencana yang didasarkan pada landasan tersebut. Dalam jangka pendek, akuisisi ini menandakan lebih banyak mitra pengemudi dan lebih banyak penumpang guna menciptakan pasar yang lebih efisien.
“Seiring dengan penggunaan yang kian meningkat, biaya pelayanan juga akan mengalami penurunan dan penghematan yang kami lakukan dapat diberikan baik kepada mitra pengemudi maupun penumpang,” jelasnya.
Dalam jangka panjang, Gran memiliki ambisi yang lebih besar lagi. Grab akan menjadi mobile platform online to offline (O2O) nomor 1. Bagi masyarakat Indonesia, Grab hadir untuk ikut mengatasi berbagai tantangan terbesar, seperti kemacetan, inklusi keuangan, dan peningkatan penghasilan keluarga.
Sebagai bagian dari master plan Grab 4 Indonesia, Grab mengumumkan rencana ekspansi lanjutan tidak hanya untuk lini bisnis utamanya di bidang transportasi, tapi juga GrabFood, GrabExpress, GrabPay serta pengenalan GrabFinancial di Indonesia.
Saat ini, sebanyak tiga juta masyarakat Indonesia telah menikmati manfaat dari ekonomi digital melalui kemitraan lokal Grab dengan Kudo, PayTren, dan Madhang. Grab juga memproyeksikan akan menciptakan peluang bagi 100 juta usaha kecil di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2020.
Terkait dengan proses migrasi mitra pengemudi Uber ke Grab. Ridzki mengklaim bahwa sebanyak 75% dari seluruh mitra pengemudi Uber di Indonesia telah bergabung ke Grab. Dirinya berharap jumlah tersebut dapat terus meningkat.
Ridzki meyakini penghasilan mitra pengemudi dan inisiatif kesejahteraan telah menjadi daya tarik bagi mantan mitra pengemudi Uber. Grab telah menjalankan berbagai inisiatif kesejahteraan pengemudi melalui program GrabSejahtera. Mitra pengemudi Grab mendapatkan penghasilan rata-rata 34% lebih banyak per jam dibandingkan upah rata-rata di Indonesia.
Editor: Eko Adiwaluyo