Ammar Zoni Kembali Pakai Narkoba, Kenapa Sulit Berhenti dari Kecanduan?
Ammar Zoni kembali kedapatan memakai narkoba. Padahal sebelumnya, sang aktor sudah dua kali ditangkap terkait kasus serupa, yakni pada tahun 2017 dengan narkoba jenis ganja dan Maret 2023 dengan narkoba jenis sabu.
Kasus pertama pada tahun 2017 terjadi ketika Ammar masih bujang alias belum menikah dengan Irish Bella. Ia terjerat kasus narkoba jenis ganja. Kemudian terjadi lagi pada Maret 2023 dengan barang bukti 1 gram sabu.
Penangkapan yang kedua membuat Ammar harus menjalani rehabilitasi sekaligus hukuman penjara selama tujuh bulan. Selang dua bulan usai bebas pada Oktober 2023, ia kembali tertangkap karena mengonsumsi narkoba.
Kejadian yang menimpa Ammar tersebut menjadi bukti bahwa kecanduan narkoba memang berpotensi tinggi membuat penggunanya ketagihan. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk mengulangi hal yang sama.
BACA JUGA: Belajar dari Kasus Mahasiswa Unand, Ini Tips Mengendalikan Gairah Seks
Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, menilai kecanduan itu berkaitan dengan hormon dopamin. Narkoba bisa merangsang otak untuk mengeluarkan hormon tersebut dalam jumlah banyak, sehingga memberi efek menyenangkan bagi penggunanya.
“Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah,” kata Samanta dikutip dari Antara, Kamis (14/12/2023).
Ketika memakai narkoba, sensasi menyenangkan bisa langsung dirasakan secara mudah dan instan dalam hitungan menit. Dengan cara alami, kadar dopamin dapat ditingkatkan dengan usaha dan proses yang memakan waktu.
Senada dengan itu, psikolog klinis, Hersa Aranti, juga mengatakan kalau pengguna narkoba memang bisa merasa rindu mengonsumsi zat terlarang tersebut. Narkoba juga bersifat candu, di mana membuat penggunanya sulit untuk berhenti.
BACA JUGA: Reizuka Ari Lakukan Operasi Hidung, Kenali Efek Sampingnya
“Narkoba itu punya sifat habitual, bikin pemakainya selalu teringat dan terbayang, membuat mereka rindu perasaan saat memakai narkoba,” kata Hersa.
Ketika narkoba berhenti dikonsumsi, muncul efek withdrawal yang menimbulkan rasa sakit luar biasa sehingga penggunanya membutuhkan zat itu lagi. Di sisi lain, kata Hersa, narkoba juga bersifat toleran.
“Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan ‘menyatu’ dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu untuk pakai dosis lebih tinggi,” jelasnya.
Menurut Hersa, lambat laun dosis yang sama takkan terasa, sehingga pengguna didorong untuk mengonsumsi dengan dosis yang lebih banyak seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa berujung pada overdosis bila sudah melampaui toleransi tubuh.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz