AMS 2018: Experiential Marketing Adalah Alat untuk Dekati Milenial
Generasi millennials atau Gen Y (1981-1994) tengah menjadi sorota banyak marketeer di Asean bahkan dunia, termasuk Indonesia. Populasinya yang terus bertambah dengan kemampuan daya beli yang patut diperhitungkan, segmen ini kian menjanjikan. Dalam pembukaan ASEAN Marketing Summit yang digelar di Jakarta, pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan bahwa experiential marketing adalah segalanya untuk mendekati konsumen milenial.
“Di AMS 2018, kami akan banyak berbicara dan menyajikan fakta menarik seputar masyarakat milenial. Ini penting karena Asian millennials community akan punya pengaruh besar,” ujar Hermawan Kartajaya di panggung AMS 2018, Jakarta, Kamis (6/9/2018)
Hermawan melanjutkan, banyak riset yang membuktikan bahwa generasi ini punya karakter yang berbeda dengan generasi pendahulu yakni Baby Boomers dan Gen X serta generasi setelahnya Gen Z. Seperti yang pernah dibahas pada Majalah Marketeers edisi Mei 2018, generasi ini adalah golongan digital immigrant yang mengalami masa peralihan masuknya dunia teknologi secara masif. Segmen ini pun menarik untuk dilihat dari berbagai sisi, seperti pandangan mereka soal dunia politik, konsumsi terhadap produk keuangan, karier dan aspek pemasaran.
Dari berbagai riset yang dikumpulkan tim Marketeers, didapati bahwa kelompok anak mudah ini cukup skeptis terhadap sistem politik di negeri ini. Mengenai produk-produk keuangan, generasi ini tertarik dengan pinjaman jangka pendek, senang menyicil bahkan rela berutang untuk mendukung gaya hidup mereka.
Bagaimana pandangan mereka soal dunia kerja? Bekerja di dunia digital dan dengan senang hati bekerja bersama organisasinya bukan untuk organisasinya. “Generasi ini cukup sulit dipegang untuk para pemilik pekerjaan. Mereka tidak senang dipaksa dan dikekang. Mereka sangat berorientasi pada hasil,” lanjut Hermawan.
Dan, satu hal yang paling penting bagi pemasar mengenai generasi ini adalah mereka sangat berorientasi pada pengalaman. Hal ini harus dimanfaatkan oleh para marketeer. Membangun pengalaman menarik atau menanamkan experiential marketing di setiap titik sentuh pelanggan bisa menjadi amunisi untuk mendapatkan hati mereka, bahkan advokasi cuma-cuma.
“Salah satu yang berhasil membangun experiential marketing adalah Arief Yahya dalam membangun industri pariwisata Tanah Air. Dengan brand Wonderful Indonesia, bukan hanya wisatawan nusantara, wisatawan mancanegara pun terkesan dengan Indonesia,” tutup Hermawan.
Editor: Sigit Kurniawan