Analis: Harga Smartphone Naik dalam Beberapa Bulan ke Depan

marketeers article
Nilai Rupiah Turun, Harga Smartphone akan Naik? (FOTO: 123RF)

Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor bisnis, termasuk industri smartphone. Pelemahan ini dapat menekan daya beli konsumen dan mendorong kenaikan harga perangkat smartphone.

Di sisi lain, kondisi ini turut membuka peta persaingan bisnis antarvendor smartphone untuk menawarkan produk yang sesuai dengan selera konsumen dan kondisi saat ini.

Menurut data dari Bank Indonesia, hingga 21 Juni 2024, persentase pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibandingkan dengan awal tahun 2024 cukup tinggi, mencapai sekitar 5,67%.

Aryo Meidianto, Analis Pasar Smartphone & Senior Consultant di SEQARA Communications menjelaskan bahwa pelemahan rupiah dapat berdampak pada kenaikan harga smartphone. Utamanya pada beberapa komponen yang masih menggunakan skema impor.

BACA JUGA: Resmi Rilis Smartphone Lipatnya, vivo Rilis X Fold 3

“Harga smartphone kemungkinan akan naik dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan kenaikan biaya komponen impor dan logistik,” ujarnya dalam siaran persnya kepada Marketeers, Senin (24/6/2024).

Menghadapi hal ini, strategi produsen diperkirakan tidak akan serta-merta menaikkan harga smartphone yang beredar, namun dapat dilihat melalui beberapa perangkat yang akan diluncurkan mendatang.

“Kemungkinan, beberapa perangkat baru akan terlihat sedikit lebih tinggi harganya dibandingkan dengan spesifikasi yang ditawarkan,” jelasnya.

Namun, Aryo juga melihat peluang bisnis bagi beberapa vendor smartphone untuk memanfaatkan situasi ini. “Para vendor smartphone tetap memiliki kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasar mereka dengan menawarkan produk yang lebih kompetitif dalam segi harga dan fitur,” tambahnya.

Meski begitu, konsumen saat ini akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang mereka untuk membeli sebuah perangkat smartphone.

Survei yang dilakukan oleh Reasense, divisi riset dari SEQARA Communications, terhadap perilaku konsumen di Indonesia menunjukkan bahwa 78,6% responden mengaku khawatir dengan kenaikan harga smartphone saat ini.

Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan untuk mengganti perangkat smartphone, sebanyak 44% responden menyatakan berencana untuk membeli perangkat baru, 30% akan tetap menggunakan perangkat yang dimiliki sekarang, dan sisanya 26% tidak memiliki rencana untuk membeli perangkat baru.

BACA JUGA: Samsung Akan Dongkrak Produksi Smartphone Jadi 6 Juta Unit

Hasil survei Reasense ini bisa menjadi pertimbangan bagi para vendor smartphone untuk lebih memperkuat brand image melalui divisi atau agensi kehumasan mereka.

Dari 44% responden yang berniat membeli ponsel cerdas baru, ini bisa menjadi pijakan bagi vendor smartphone untuk terus melakukan engagement dengan konsumen loyal, sekaligus menggaet calon konsumen baru.

Penguatan brand image perlu dilakukan melalui media sebagai sumber informasi yang meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat, bukan hanya melalui Key Opinion Leader (KOL) yang belakangan ini justru gencar dilakukan oleh sebagian besar brand smartphone.

Aryo menyimpulkan bahwa dalam menyikapi keadaan ini, vendor smartphone perlu lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Selain itu, vendor smartphone harus menyasar segmen pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi, termasuk media.

“Tidak hanya berhenti pada peluncuran produk yang terkesan jor-joran, namun harus tetap menawarkan promosi dan diskon yang menarik minat konsumen,” tutupnya.

Related

award
SPSAwArDS