Anda Kerap Menyesal Setelah Membeli Oleh-Oleh? Simak Riset Ini

marketeers article

Detik-detik terakhir saat liburan cenderung dihabiskan para pelancong dengan membeli cindera mata untuk diri sendiri atau buah tangan untuk teman dan keluarga di rumah. Menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan situs pencarian perjalanan global Skyscanner, walau didasari niat baik seringkali oleh-oleh itu justru menimbulkan efek yang kurang menyenangkan.

Sebesar 97% dari 1.000 responden Indonesia menyatakan menyesal membeli barang-barang untuk mereka sendiri pada waktu liburan, dan 89% dari mereka mengatakan pernah menerima oleh-oleh yang kurang mereka sukai sampai mereka berharap tidak pernah mendapatkannya.

Niatnya ingin menyimpan kenangan menyenangkan dari sebuah tempat di pinggir pantai dengan membeli racikan lokal minuman beralkohol yang ternyata rasanya tidak seenak yang kita ingat ketika sudah sampai di rumah. Akibatnya berbotol-botol minuman terbuang di tempat sampah atau hanya berjajar di rak dan menjadi sarang debu. Hampir separuh dari responden yang pulang dari liburan mengaku menyesal  pernah membeli minuman-minuman beralkohol buatan lokal.

Jajak pendapat tersebut juga mengungkapkan bahwa di antara oleh-oleh yang terburuk pernah diterima responden antara lain baju yang tidak pernah mereka pakai, yakni sebanyak 18% yang diikuti oleh hiasan rumah atau pernak-pernik sebesar 19%.

Maraknya perdagangan pada toko bebas pajak dan suvenir di bandara, tampaknya kerap membuat pelancong Indonesia membeli barang-barang. Sayangnya, hampir sepertiga dari pelancong asal Indonesia pulang dengan kaos yang tidak dapat dipakai lagi setelah masa liburan berakhir. Sebesar 11% dari responden mengaku pernah membeli boneka-boneka yang kebanyakan terupakan setelah liburan.

“Membeli kenang-kenangan saat liburan bagaikan sebuah kewajiban sehingga seringkali nilai fungsional dari sebuah cindera mata tidak sebanding dengan nafsu ketika membelinya. Walau demikian, tiap liburan tetap saja para pelancong tidak kapok untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci meskipun mereka sadar tidak ada lagi kunci yang menganggur tanpa sebuah gantungan,“ kata Manajer Pemasaran Skyscanner untuk Indonesia Tika Larasati.

Sama halnya dengan perhatian dengan maksud baik seringkali menjadi akar penyebab rasa malu bagi si penerima oleh-oleh. Sepersepuluh dari mereka yang pernah mendapat makanan lokal sebagai oleh-oleh mengatakan makanannya menjijikkan dan sebesar 5% mengatakan pernah menerima oleh-oleh berupa topi yang tidak mereka sukai.

Sementara sebesar 11% dari mereka mengatakan tetap menyimpan oleh-oleh yang mereka terima dari teman-teman dan keluarga walau apa pun bentuknya Sedangkan sepertiga dari mereka pernah memberikan oleh-oleh yang mereka terima kepada orang lain.

Lima oleh-oleh Yang Paling Tidak Diinginkan

1. Pernak-pernik /Hiasan rumah

2. Baju yang tidak akan pernah dipakai

3. Makanan/manisan yang menjijikan

4. Minuman beralkohol buatan lokal

5. Kaos lucu

 

Related

award
SPSAwArDS