Angin Segar di Pasar Perhotelan Bujet Indonesia

marketeers article

Industri perhotelan Indonesia kian diramaikan dengan pertumbuhan hotel kelas ekonomi. Berdasarkan analisis Smith Travel Research, Inc. (STR), hal ini terjadi lantaran dominasi low cost carrier yang mendorong pertumbuhan budget traveler.

Ditemui di Bali beberapa waktu lalu, Analyst STR Sophian Fikri mengamati ada angin segar yang terasa di industri perhotelan bujet Indonesia saat ini.

“Tinggal di kamar kelas ekonomi bukan masalah bagi para traveller. Selain itu, dominasi low cost carrier sangat memberikan dampak. Kemunculan maskapai seperti Air Asia, Sriwijaya Air, atau Lion Air di daerah-daerah ini sangat membantu pertumbuhan kelas ekonomi di Indonesia,” ungkap Sophian.

Ket: Data STR- – Indonesia Hotel Performance:  RevPAR Growth by Class YTD Oct 2015-2017, IDR

Kebutuhan akan hotel kelas menengah ke atas mungkin belum banyak disadari para investor. Padahal, ada pasar potensial untuk digarap di sini. Apalagi, saat ini Indonesia di dominasi turis asal China yang terbilang cukup banyak tertarik menginap di hotel bujet. Di lain kesempatan, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar RI I Gde Pitana mengatakan ini adalah pasar yang sangat potensial namun belum banyak disadari para pemain.

Observasi yang kami lakukan secara kualitatif menunjukkan wisman China terlihat sangat bijak dalam mengeluarkan uang mereka. Mereka bijak dalam mengeluarkan uang untuk memilih hotel dan penerbangan, meski tidak bijak (boros) ketika membeli suvenir,” kata Pitana.

Secara garis besar, kondisi makro perhotelan Indonesia berdasarkan pantauan STR masih potensial. “Dari segi makro pun kondisinya hampir mirip. Potensi bisnis perhotelan masih cukup tinggi lantaran tingkat demand terhadap hotel di Indonesia terus bertumbuh namun supply di lapangan masih minim,” tutur Business Development Manager STR Christy Megawati.

Apakah Anda tertarik terjun di lini bisnis hotel bujet ini?

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS