Beberapa waktu belakangan, jagat maya dihebohkan dengan ungkapan “angin tak punya KTP” yang dilontarkan oleh salah satu calon presiden dalam Debat Perdana Capres di Kantor KPU, Selasa (12/12/2023).
Ungkapan itu sejatinya adalah jawaban dari pertanyaan terkait polusi udara di Jakarta. Kala itu, calon presiden lainnya mempertanyakan perihal Jakarta yang mendapat indeks polusi udara tertinggi di dunia, padahal anggaran yang digelontorkan tidak sedikit.
“Di Jakarta kami memasang alat pemantau polusi udara. Bila masalah itu bersumber dari dalam kota maka hari ini, besok, minggu depan akan konsisten akan terus kotor, tapi apa yang terjadi? Ada hari di mana kita bersih, ada hari di mana kita kotor. Polusi udara tak punya KTP, angin tak ada KTP-nya,” ujar si calon presiden.
Pernyataan tersebut menuai beragam respons dari warganet. Tidak sedikit yang menganggap kalimat itu lucu karena si calon presiden terkesan menyalahkan angin. Seperti yang ditulis oleh salah satu akun X, “Angin tak punya KTP is the best joke i’ve ever heard.”
Di sisi lain, banyak pula yang menilai ungkapan itu adalah majas. “Ngomongin soal angin punya KTP seakan2 blunder. Padahal itu kan majas personifikasi,” tulis warganet. Akun lainnya menimpali, “Angin tdk punya ktp itu majas personifikasi mbak. pelajaran kelas SMP.”
BACA JUGA: Trending di X, Ini Arti Kata “Ndasmu” dalam Bahasa Jawa
Lantas, apa itu majas personifikasi? Juga, apa makna sebenarnya dari kalimat “angin tak punya KTP”? Simak penjelasannya berikut ini:
Arti Majas Personifikasi
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) melalui laman resminya di umsu.ac.id mendefinisikan personifikasi sebagai majas retoris yang memberikan sifat-sifat manusiawi pada objek non-manusia atau entitas abstrak.
Majas personifikasi ini memberikan sentuhan emosional dan imajinatif pada bahasa, sehingga memungkinkan pembaca atau pendengarnya untuk lebih mendalam memahami pesan yang disampaikan.
Penggunaan personifikasi juga dapat membuat konsep abstrak lebih mudah dipahami dengan memberikan atribut manusiawi. Dengan begitu, personifikasi akan membawa nuansa emosional yang lebih dalam ke dalam suatu ungkapan.
BACA JUGA: Viral Perempuan Bakar Ijazah S1, Benarkah Bisa Dipenjara?
Makna Angin Tak Punya KTP yang Sesungguhnya
Adapun kalimat “angin tak punya KTP” sejatinya menggambarkan polutan, yang belum tentu berasal dari Jakarta. Bisa saja polutan itu muncul dari pembangkit listrik tenaga uap di daerah lain, yang kemudian terbawa oleh angin sampai ke ibukota.
Hal ini terungkap dari jawaban sang calon presiden. Setelah mengungkapkan angin tak punya KTP, ia menambahkan, “Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan yang muncul dari pembangkit listrik tenaga uap mengalir ke Jakarta, maka Jakarta punya indikator.”
“Karena itu Jakarta mengatakan ada polusi udara. Ketika anginnya bergerak ke arah Lampung, ke arah Sumatera, ke arah Laut Jawa, di sana tidak alat monitor maka tidak muncul, dan Jakarta pada saat itu bersih,” imbuhnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz