Guru memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Menteri Pendidikan Indonesia Anies Baswedan dalam acara Indonesia Summit yang digelar oleh The Economist di Jakarta, Rabu (11/2/2015) menyampaikan bahwa ada sekitar 3,1 juta guru di seluruh Indonesia. Perbandingan angka antara guru dengan murid di Indonesia mencapai angka 1:16. Menurutnya, angka ini jauh lebih baik dari Korea Selatan yang hanya mencapai 1:25.
Meskipun begitu, bagi Anies, hal ini tidak cukup menggembirakan karena secara distribusi masih tidak merata. Masih banyak daerah di pelosok Indonesia yang kekurangan tenaga pengajar. Tentunya, hal ini akan berdampak pada kegiatan belajar mengajar. “Membangun sekolah itu mudah. Tapi, merekrut guru-guru yang mumpuni itu sulit,” ujar Anies.
Anies juga menambahkan, setidaknya selama setahun terdapat 300 ribu guru yang pensiun. Baginya, hal ini sangat bagus karena mampu menumbuhkan regenerasi guru-guru yang masih muda. “Seorang guru itu harus memilih, antara dia mau diingat atau dilupakan oleh muridnya. Apabila mereka ingin diingat, mereka harus bisa menginspirasi murid-muridnya,” jelas Anies.
Anies mengatakan sistem pendidikan di Indonesia harus tetap sejalan dengan visi yang telah dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yang mana sekolah diibaratkan sebuah taman yang banyak orang-orang datang berkunjung dan bahagia di dalamnya. “Sekarang malah kebalikannya, murid-murid malah ingin cepat-cepat pulang dari sekolah,” ungkap Anies.
Bagi Anies, peran dari orangtua dan kepala sekolah selain guru sangat penting dalam penegmbangan pendidikan di Indonesia. Orangtua yang memperhatikan kondisi anak-anaknya dan kepala sekolah sebagai sosok pemimpin yang mampu memberikan contoh bagi anak didik dan guru-gurunya. “Sering-seringlah bertanya kepada para murid tentang apa yang sebenarnya mereka inginkan, agar murid merasa nyaman berada disekolah,” tutup Anies.