Ansoff Matrix: Kerangka Untuk Menentukan Strategi Bisnis yang Paling Efektif
Ansoff Matrix atau yang biasa dikenal dengan product/market expansion grid terbentuk dari 2×2 kerangka strategis yang didesain untuk perusahaan agar dapat menentukan strategi prioritas yang paling sesuai dan tepat.
Setiap strategi yang tersusun dalam Ansoff Matrix memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan sangat bergantung dengan jenis produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan.
Untuk dapat memahami lebih dalam mengenai Ansoff Matrix, simak penjelasan yang telah Marketeers sadur dari berbagai sumber:
Apa itu Ansoff Matrix?
Ansoff Matrix dikembangkan oleh seorang matematikawan dan pebisnis bernama H Igor Ansoff dan kerangka ini telah dipublikasikan pada Harvard Business Review pada tahun 1957.
Dalam penerapannya, kerangka strategi ini dapat digunakan bersamaan dengan beberapa alat analisis bisnis dan industri lainnya, seperti PESTLE, SWOT, TOWS hingga Porter’s Five Forces.
Berdasarkan Oxford College of Marketing, Ansoff Matrix adalah alat strategi bisnis yang membantu organisasi untuk mencapai pertumbuhan melalui produk atau layanan yang dijualnya serta kepada siapa mereka menjualnya.
Strategi ini sangat penting untuk diterapkan oleh para pemasar dalam menciptakan pertumbuhan yang efektif dan dikombinasikan dengan kemampuan menilai risiko.
Melansir dari Corporate Finance Institute, Ansoff Matrix ini adalah kerangka yang sederhana dan intuitif untuk memvisualisasikan empat strategi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen atau pemasar dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis.
BACA JUGA: PESTLE Analysis: Pahami Faktor Eksternal yang Berdampak bagi Bisnis
Dalam kerangka Ansoff Matriks, terdapat empat strategi penyusun yang terdiri atas Market Development (pengembangan pasar), Market Penetration (penetrasi pasar), Product Development (pengembangan produk), dan Diversification (diversifikasi).
Berikut penjelasan dari empat strategi bisnis dalam Ansoff Matrix dari Oxford College of Marketing:
1. Market penetration (penetrasi pasar)
Strategi bisnis dalam Ansoff Matrix yang pertama ini memiliki risiko rendah. Market penetration adalah strategi perusahaan untuk menjual produk (existing product) pada pasar yang sudah ada karena perusahaan mengenal siapa pelanggannya dan mengetahui saluran pemasarannya.
Strategi ini bisa terjadi ketika pasar sedang berkembang atau ketika perusahaan dapat menggunakan strategi pemasaran, seperti marketing mix untuk menjangkau para pelanggannya dan menghasilkan penjualan. Strategi pemasaran yang bisa diterapkan antara lain diskon harga maupun promosi produk lainnya.
2. Product development (pengembangan produk)
Strategi opsi kedua dalam Ansoff Matrix adalah product development yang berarti strategi mengembangkan produk baru untuk pasar yang sudah ada dan dikenal siapa pelanggannya.
Penawaran produk baru membuat risiko dari strategi bisnis ini sedikit lebih tinggi dibanding market penetration. Jika salah dalam mengembangkan produk dan mengenali pelanggan, maka produk akan gagal di pasar.
Oleh karena itu, keberhasilan dari strategi ini sangat bergantung pada kemampuan organisasi untuk dapat secara efektif untuk melakukan penelitian terhadap kebutuhan pelanggan dan pasar.
BACA JUGA: VRIO Analysis: Menakar Seberapa Kuat Posisi Produk Anda di Pasar?
3. Market development (pengembangan pasar)
Opsi strategi Ansoff Matrix yang ketiga adalah market development. Strategi ini berusaha untuk membawa produk yang sudah ada ke pasar baru dengan berbagai strategi pengembangan pasar.
Strategi market development jauh lebih berisiko dibanding market penetration karena perusahaan harus mampu memahami bagaimana kompleksitas dari pasar baru yang akan dijajaki.
Dalam strategi marketing mix, maka elemen ‘Place’ atau tempat akan mengalami perubahan. Penting bagi perusahaan untuk dapat menemukan pasar dan saluran pemasaran yang sesuai dengan segmen pelanggan dari produk Anda.
4. Diversification (diversifikasi)
Strategi terakhir adalah diversifikasi produk yang berarti pengembangan produk baru pada pasar baru. Strategi bisnis yang satu ini menjadi strategi yang paling berisiko dibanding empat strategi lainnya.
Perusahaan yang melakukan diversifikasi harus mampu menawarkan produk baru di pasar yang ‘asing’, sehingga mitigasi risiko yang dilakukan haruslah tepat agar target penjualan dan pendapatan bisa tercapai.
Kesimpulannya, Ansoff Matrix sangat efektif untuk digunakan dalam tahap strategi pemasaran. Kerangka ini telah terbukti banyak membantu para pemasar untuk secara efektif mengevaluasi peluang pertumbuhan bisnis, meminimalisasi risiko, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya perusahaan.
Dengan memahami Ansoff Matrix, pemasar akan dapat membuat keputusan yang tepat untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memiliki keunggulan kompetitif di pasar.
BACA JUGA: Porter’s Five Forces: Alat Analisis Industri agar Menang Bersaing
Editor: Ranto Rajagukguk