Pandemi memang meningkatkan pembelanjaan e-commerce yang logikanya, industri logistik juga mengalami peningkatan. Namun nyatanya, pada bulan April lalu, Asosiasi Logistik Indonesia mengatakan bahwa bisnis logistik turun hingga 50% akibat pandemi. Hal ini diakibatkan oleh segmen B2B yang turun drastis, terutama akibat kegiatan ekspor dan impor.
Hal yang sama dirasakan oleh anak usaha layanan transportasi Rosalia Indah, Rosalia Express. Layanan logistik yang melayani B2B ini juga mengalami penurunan. Data yang dipaparkan oleh Rosanto Adi, Direktur Rosalia Express menunjukkan bahwa layanan korporasinya turun 2% dan logistik sepeda motor turun hingga 27% dibandingkan tahun 2019 per september 2020.
“Tahun ini, bisnis ritel kami yang berhasil meningkatkan kontribusi, hingga 47,9%,” katanya dalam acara Industry Roundtable, Selasa (20/10).
Data ini menjadi dasar Rosalia Express dalam menghadapi tantangan industri logistik tahun 2021 mendatang. Apalagi, sejak pandemi melanda Rosalia Express mengalami perubahan sistem kerja agar bisa beradaptasi dengan kultur kerja pasca pandemi. Yaitu mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan.
Di sisi pelayanan customer, Rosalia Express mengikuti arus persaingan dengan mengembangkan aplikasi logistik barang. Melalui aplikasi, Rosalia Express menawarkan layanan Delivery and Pick Up yang bsa dilacak secara real-time. Tidak berhenti di sana, perusahaan ini juga meningkatkan intensitas komunikasi lewat jaringan komunitas di media sosial. Tujuannya untuk meng-update kondisi perkembangan bisnis di lapangan.
“Untuk mempersiapkan pertumbuhan pada tahun 2021, Rosalia Express juga memperbanyak gerai, armada, dan pengembangan sistem keagenan dengan skema agen mitra. Tujuannya, agar semakin dekat dengan customer, terutama segmen ritel,” tutup Adi.
Editor: Ramadhan Triwijanarko