Apa itu omzet? Sebagian orang mungkin belum memahami dengan jelas istilah tersebut. Secara umum, omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang tertentu dalam satu periode masa jual.
Dapat dikatakan, omzet merupakan laba kotor yang dihasilkan usaha. Laba yang didapatkan tersebut belum dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP) dan biaya-biaya lain.
Perlu diketahui, omzet yang besar bisa didapatkan dengan bisnis yang memiliki produk dengan perputaran persediaan jangka cepat. Artinya, produk tersebut memiliki tanggal kedaluwarsa yang cepat, sehingga penjualan harus cepat dilakukan.
Jika tidak, pengusaha malah akan merugi alih-alih mendapatkan omzet.
Apa yang dimaksud dengan omzet?
Sederhananya, omzet adalah seluruh laba yang didapatkan dari hasil penjualan. Periodenya sendiri bisa dihitung secara harian, mingguan, bulanan sampai tahunan.
Pelaku bisnis pasti berusaha untuk terus meningkatkan omzetnya. Makin besar omzet, kian besar keuntungan yang diperoleh.
Namun, memiliki omzet besar, berpeluang membukukan rugi bersih jika arus kas keluar lebih besar daripada arus kas masuk. Untuk itu, segala pencatatan harus dilakukan secara detail, supaya bisa melihatnya melalui laporan laba rugi.
BACA JUGA: Jelang KTT G20, Omzet Bisnis Makanan di Bali Tembus Rp 1 Miliar
Apa bedanya omzet dengan keuntungan?
Bisa dibilang, masih banyak yang keliru terkait apa itu omzet dan keuntungan atau profit. Tentu Anda harus mengetahui betul perbedaan di antara keduanya jika ingin usaha sukses.
Omzet dalam sebuah perusahaan dianggap sebagai hitungan kasar sehingga bukan sebuah keuntungan bersih dari bisnis yang dijalankan. Sementara itu, keuntungan adalah nilai bersih yang diraih sebagai pendapatan atau penghasilan.
Berbeda dengan omzet yang berpatokan pada pendapatan kotor hasil penjualan, profit menjadi pendapatan bersih melebihi biaya, pengeluaran, dan pajak.
Bagaimana cara menghitung omzet?
Dalam suatu periode tertentu, omzet bisa didapat dari jumlah penjualan yang belum dikurangi dengan biaya-biaya lain seperti, sewa, produksi, upah karyawan dan lain-lain. Umumnya, cara menghitung omzet paling sederhana bisa dengan omzet = jumlah produk x harga jual.
Sementara itu, untuk menghitung omzet per tahun, Anda bisa mencari jumlah persentase dengan rumus, persentase = (total penjualan akhir – total penjualan awal) / total penjualan awal x 100%. Anda bisa juga menggunakan rumus omzet = jumlah produk terjual x harga jual x 12 bulan.
BACA JUGA: Penjualan di Toko Pulih, Omzet H&M Naik 20%
Misalnya saja, Anda mampu menjual minuman sebanyak 1.000 gelas selama sebulan. Dengan harga Rp 10.000 per gelasnya, maka cara menghitungnya adalah omzet = 1.000 x 10.000 x 12. Dengan demikian, hasil omzet per tahunnya adalah Rp 120.000.000.
Editor: Ranto Rajagukguk