Personal branding adalah salah satu kunci sukses bisa mendapatkan pekerjaan impian atau mendapatkan popularitas di tengah masyarakat. Dewasa ini banyak di antara kita yang kerap menyalahartikan personal branding.
Hal itu lantaran pesatnya arus informasi di media sosial sehingga personal branding yang ditunjukkan sering disalahartikan sebagai ajang untuk pamer pencapaian yang telah didapatkan. Bahkan, tak jarang personal branding adalah orang-orang yang mencari validasi melalui sosial media.
BACA JUGA: Upaya Branding Modest Fashion Indonesia
Apa itu personal branding dan contohnya?
Apa itu personal branding? Pertanyaan tersebut sering terdengar bagi para lulusan baru yang sedang mencari pekerjaan. Selain itu, personal branding juga sering dibicarakan saat tahun-tahun politik seperti sekarang bagi para calon pemimpin publik.
Tak hanya dalam politik, di dunia bisnis personal branding sangatlah penting. Hermawan Kartajaya, menjadi salah satu sosok yang berhasil membangun personal branding dalam dunia usaha sehingga dinobatkan sebagai pakar pemasaran internasional dari Indonesia dan menjadi salah satu dari 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing.
Dia berpendapat, personal branding adalah usaha untuk membangun reputasi dan menjaga nama baik dengan tujuan mendukung kelancaran bisnis. Melalui cara ini, para pelaku usaha dapat membangun citra merek atau brand image untuk memengaruhi orang lain agar memiliki persepsi dan pandangan yang positif terhadap karakter, kepribadian, penampilan, kemampuan, maupun penawaran yang disampaikan.
BACA JUGA: Direct Selling: Pengertian, Cara dan Perbedaannya
Apabila personal branding yang dimiliki cukup kuat, maka konsumen atau orang lain akan lebih percaya terhadap produk maupun kemampuan yang ditawarkan. Sehingga mereka tidak ragu untuk membeli barang maupun jasa.
Contoh personal branding dapat ditemui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Terutama menjelang pemilihan umum mulai dari tingkat kepala desa hingga presiden. Mereka dapat dipastikan menggunakan personal branding agar mendapat simpati dan suara dari masyarakat.
Misalnya seorang calon politisi yang merupakan seorang pemuda dari desa. Biasanya dia akan membawa personal branding seperti muda, sederhana, dan merakyat. Kemudian, apabila digunakan oleh mahasiswa biasanya mereka menggunakan personal branding pintar, humanis, kritis, dan supel atau gampang bergaul dengan siapa saja.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz