Apa Manfaat Fitur Chatting Pada Aplikasi Qlue?

marketeers article

Qlue, aplikasi media sosial yang memungkinkan pengguna untuk melaporkan masalah langsung ke pemerintah kota dan swasta, baru-baru ini meluncurkan fitur chat terbarunya yaitu #ChatKelurahan.

Diperkenalkan pada awal Mei 2018, fitur ini memungkinkan setiap warga untuk berdialog langsung dengan lurah dan petugasnya, membahas permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat mereka tinggal, mulai dari laporan jalan rusak, banjir, hingga kecelakaan lalu lintas. Dianggap sukses memfasilitasi pemerintah untuk menyelesaikan lebih dari 700 ribu masalah di Jakarta sejak Desember 2015, Qlue sekarang diadopsi juga oleh kota-kota lainnya, di antaranya di Manado, Trenggalek, Sidoarjo, dan Cilegon.

Grady Richata, Group Product Head Qlue mengatakan, pihaknya mengembangkan aplikasi tersebut sebagai platform resmi Kelurahan dalam menyampaikan informasi kepada warga. Jika selama ini Qlue identik dengan platform pelaporan dimana hanya warga yang bisa mengirimkan keluhan, lewat fitur chatting ini bisa terjadi komunikasi dua arah di antara warga dan pihak Kelurahan.

“Artinya, Kelurahan bisa mengirimkan pengumuman resmi ataupun instruksi kepada RT dan RW terkait isu yang terjadi di lingkungan tempatnya tinggal,” ujar Grady.

Fitur #ChatKelurahan ini terinspirasi dari perilaku pengguna Qlue. Di dalam Qlue, beberapa pengguna berinisiatif untuk membuat komunitas sendiri secara organik bernama NEO (Netral Objektif). Dari sana, Qlue ternyata lebih dari sekadar aplikasi pelaporan. Mereka menyatukan warga yang awalnya tidak saling mengenal, namun memiliki pemikiran sama untuk menjadikan kotanya lebih baik lagi.

Untuk pengembangan fitur, Qlue menargetkan setiap fitur chat ini terkoneksi langsung dengan dashboard Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) di berbagai kota di Indonesia. Jadi, nantinya notifikasi tidak hanya masuk di level Kelurahan, tetapi juga Pemkot dan Pemprov. “Sehingga Pemprov dapat langsung mengirimkan instruksi agar Kelurahan cepat melakukan tindakan,” ungkap Grady.

Fitur Group Chat

Seperti layaknya group chat pada platform sosial WhatsApp dan Line, setiap pengguna Qlue secara otomatis akan masuk ke dalam kelompok chat berdasarkan kelurahan tempat mereka tinggal. Bedanya, fitur chat ini menampilkan identitas setiap user-nya secara anonim alias tanpa nomor ponsel. Identitas diganti dengan avatar dan user-name yang dipilih sendiri, demi keamanan dan privasi pengguna.

Pengembangan aplikasi juga dilengkapi dengan algoritma dan machine learning untuk mendeteksi keyword dan hashtag tertentu dengan cepat. Tim Qlue melakukan kurasi untuk setiap hoax, kata-kata kasar, dan hate speech. Tak hanya itu, setiap chat yang masuk juga akan direkam dalam database Qlue. “Jadi, saat ada kata-kata yang tidak wajar, kami akan menerima notifikasi dan pengguna tersebut dapat langsung ditegur, bahkan di-block,” tambah Grady.

Sebagai aplikasi pelaporan warga yang independen, Qlue tidak hanya digunakan untuk menyelesaikan masalah ketertiban umum, tetapi juga memetakan kemiskinan dan penanggulangan bencana. Saat terjadi banjir besar di Bima, Nusa Tenggara Barat pada 2016, misalnya, kondisi banjir bisa pulih 90% dalam waktu tiga minggu. Hal ini berkat pelaporan relawan melalui aplikasi Qlue yang langsung ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kota Bima dan satuan kerja terkait.

Tak hanya itu, sejak April 2018, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, resmi menggunakan Qlue sebagai platform diskusi terkait masalah sosial dan kemiskinan. Hingga saat ini, Qlue telah memfasilitasi pemerintah untuk menyelesaikan lebih dari 650,000 laporan masyarakat di Indonesia. Dengan adanya fitur Chat ini, ke depannya Qlue tidak hanya berfokus pada laporan, namun juga menjadi forum berdiskusi warga.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS