Berdasarkan Studi Talent Trends 2016 yang dirilis LinkedIn menemukan bahwa hampir semua profesional di Indonesia (93) mengaku terbuka terhadap berbagai pekerjaan baru dan tertarik untuk menindaklanjutinya. Studi ini dilakukan kepada 750 profesional Indonesia dimana 93%-nya adalah WNI.
Di dunia yang serba digital, platform sosial telah mengubah cara orang dalam mengakses informasi, termasuk lowongan pekerjaan. Lantas, bagaimana pergerakan digital dapat mempengaruhi kandidat profesional Indonesia ketika menanggapi kesempatan-kesempatan kerja yang ada?
Berdasarkan studi itu, 45% mengatakan pemicu utama mereka meninggalkan pekerjaan yang digeluti saat ini adalah kurangnya peluang untuk meningkatkan karier. Sedangkan 37% menginginkan pekerjaan yang lebih menantang.
“Kedua angka tersebut memperlihatkan meningkatnya ambisi para profesional di Indonesia untuk mendapatkan peran yang lebih menantang, demi pengembangan karier,” sebut Linkedin dalam keterangan tertulis yang diterima Marketeers.
Selain kedua faktor di atas, faktor lainnya yang membuat mereka keluar dari pekerjaan adalah keinginan untuk mendapatkan pengakuan dan kompensasi yang layak dari kontribusi yang diberikan.
Hal ini tercermin dari data yang menyatakan bahwa 36% profesional merasa tidak puas terhadap kompensasi dan tunjangan yang mereka terima, dan juga penghargaan serta pengakuan atas prestasi kerja.
Hal menarik lainnya mengungkap bahwa 59% kalangan profesional Indonesia tertarik untuk mengetahui lebih lanjut soal budaya dan nilai perusahaan tersebut. Informasi ini dinilai lebih menarik daripada informasi tentang tunjangan dan kesejahteraan (53%), serta lokasi kantor (51%). “Hal ini menggambarkan bahwa kandidat memprioritaskan “software” atau apa yang terjadi di dalam, alih-alih “hardware” atau apa yang terlihat dari luar tempat kerja,” tulisnya lagi
Feon Ang, Director of Talent Solutions Asia-Pacific LinkedIn mengatakan, studi ini merupakan indikasi dari kemapanan kalangan profesional Indonesia.”Hasil studi mengungkap bahwa mereka menginginkan perkembangan karier dan tantangan kerja. Kalangan ini juga menginginkan perusahaan yang memiliki nilai budaya yang kuat,” ungkap Feon.
Hal ini, katanya, sesuai dengan kondisi global dimana platform sosial mengubah cara akses menuju informasi serta kesempatan di luar bata. “Untuk menarik kandidat profesional terbaik di Indonesia, perusahaan harus mengutamakan brand perusahaan yang kuat dan terhubung dengan aspirasi kandidat profesional yang dinamis,” jelasnya.
Ia melanjutkan, “Di LinkedIn, kami mendorong karyawan untuk berbagi cerita mengenai budaya dan nilai yang dimaksud.”
Editor: Eko Adiwaluyo