Perkembangan industri Makanan dan Minuman (Mamin) memang tak mudah ditebak. Para pemain harus bisa mengikuti new rules of the game alias mempertimbangkan aspek perubahan teknologi, politik, ekonomi, dan sosial-kultural yang tengah terjadi untuk bisa bertahan di pasar. Di tengah persaingan yang kian ketat, seperti apa perkembangan sektor kebutuhan primer ini di tanah air?
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu manufaktur unggulan yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Laju pertumbuhan sektor industri Mamin berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada triwulan I tahun 2018 mencapai 12,70% dan berkontribusi hingga 35,39% terhadap PDB industri non-migas.
Photo Credits: Century Europe
”Industri makanan dan minuman nasional masih memiliki potensi pertumbuhan yang cukup baik karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang besar,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Abdul Rochim di Jakarta, Kamis (26/07/2018).
Pada 2017, industri Mamin menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas yang mencapai 34,33%. Pertumbuhannya sebesar 9,23% atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2016 sekitar 8,46%.
Di lain sisi, nilai ekspor produk Mamin termasuk minyak kelapa sawit pada tahun 2017 mencatatkan di angka USD 31,7 miliar, sehingga mengalami neraca perdagangan yang positif apabila dibandingkan dengan impor produk mamin pada periode yang sama sebesar USD 9,6 miliar.
Photo Credits: omniboo.comJika dilihat dari perkembangan realisasi investasi industri Mamin pada 2017 mencapai Rp38,54 triliun untuk PMDN dan PMA sebesar USD1,97 miliar.
“Dengan adanya kebijakan yang mendukung pengembangan industri makanan dan minuman. Kami optimitis, kinerja sektor ini di tahun 2018 bisa mencapai 8%-9%, sebagai target moderat,” ungkap Rochim.
Pada akhirnya, sinergi antara pemerintah dan stakeholder memegang peranan penting dalam pengembangan industri Mamin nasional. Rochim menjelaskan, hal ini bisa dimulai dari mempermudah akses bahan baku, sistem logistik dan distribusi, hingga kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan inovasi.
Editor: Sigit Kurniawan