Beroperasi pertama kali di Indonesia pada tahun 1994 dengan membuka hotel ibis di kawasan Kemayoran, Jakarta, Accorhotels tumbuh menjadi perusahaan managemen hotel terbesar di negeri ini. Sampai dengan kuartal pertama 2018, perusahaan asal Prancis itu telah mengoperasikan 115 hotel dengan 23.000 kamar yang tersebar di 36 kota nusantara.
Tekad Accorhotels sebagai pemain kunci industri perhotelan Indonesia semakin bulat ketika pada tahun 2016, Accorhotels mencanangkan milestone untuk bisa mengoperasikan 200 hotel dengan 40.000 kamar di Indonesia pada tahun 2020, atau dua tahun dari sekarang.
Pertanyaan selanjutnya, dengan situasi industri properti yang tak semasif tahun-tahun sebelumnya, apakah target tersebut realistis dicapai oleh perusahaan yang berdiri sejak tahun 1963 itu?
Rio Kondo, Vice President Development & Executive Director Accorhotels Indonesia-Malaysia mengatakan, sampai dengan tahun ini, pihaknya telah menandatangani 94 hotel baru kepada para investor dalam negeri. Jika itu terrealisasi sesuai hitam di atas putih, Accorhotels akan menambah sekira 18.500 kamar hotel baru di Indonesia pada tahun 2020.
“Setiap MoU, sekitar 2-3 tahun hotel baru ready. Kita yakin, tahun 2020, Accorhotels berhasil mencapai milestone-nya mengoperasikan 200 hotel di Indonesia,” ujar dia di Raffles Hotel, Rabu, (4/4/2015).
Rio menambahkan, setiap tahunnya, dirinya bisa menandatangani MoU untuk 15 hotel baru. Banyak dari para investor lokal lebih tertarik berinvestasi di hotel kelas menengah dan ekonomi Accorhotels, antara lain Novotel, Mercure, dan grup ibis. Investasinya di segmen ini memakan sedikitnya Rp 400 juta per kamar.
Kendati demikian, ia mengakui, MoU kadang tak sesuai rencana. Masih ada investor yang tiba-tiba mengurungkan niat untuk membangun hotel. Ada pula yang pembangunannya delay karena aksi wait & see.
“Hotel masih menjadi investasi yang seksi bagi para pemilik modal yang ingin mendiversikasikan portofolio investasinya di Indonesia. Tak heran, brand yang dipilih kebanyakan di segmen menengah, sebab market Indonesia gemuk di sana,” terang dia.
Memasuki tahun politik ini, seharusnya pembangunan hotel masih tetap berjalan tanpa rintangan. Justru, kata dia, pada masa Pemilu, okupansi hotel meninggi, karena banyak agenda partai politik dilakukan di hotel.
Peluang Bali Baru
Meskipun Pemerintah RI tengah mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta jiwa pada tahun 2020, wisatawan domestik masih menjadi market terbesar bagi Accorhotel. Sekitar 75% tamu yang bermalam di jaringan hotel Accor adalah tamu domestik.
Di sisi lain, dukungan pemerintah dalam mendorong industri pariwisata sebagai lokomotif ekonomi kedua setelah industri migas memberikan kesempatan bagi pemain perhotelan untuk memacu bisnis. Adanya rencana pemerintah membentuk 10 Destinasi Bali Baru membuka peluang investor daerah untuk memiliki jaringan hotel di sana.
“Kami baru saja MoU dengan investor di Labuan Bajo yang menjadi salah satu 10 destinasi unggulan Kementerian Pariwisata. Kami juga ada pembicaraan yang sama di Danau Toba, Tanjung Kelayang, dan Kepulauan Seribu,” tuturnya.
COO Accorhotels Indonesia-Malaysia-Singapura Garth Simmons dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya berupaya mempertahankan kekuatan Accorhotels di tiga kawasan kunci, yaitu Jawa, Bali, dan Sumatera. Ia pun siap menambah portofolio merek Accorhotels yang lain ke Indonesia yang secara global berjumlah 25 brand.
(Baca Juga: Garth Simmons: Hospitality on The Rebound)
“Ada peluang kami menawarkan lifestyle brand dari Accorhotels di Indonesia yang menargetkan kaum millennials. Ketiga brand itu antara lain Mama Shelter, Jo&Joe, dan 25 Hours,” ujar dia.
Dengan memiliki banyak hotel di seantero Indonesia, Accorhotels kian mempertegas unique selling point-nya, salah satunya melalui program loyalitas konsumen. Program yang dinamai LeClub Accorhotels ini dapat memberikan penawaran istimewa kepada anggota untuk menginap dengan lebih banyak pilihan hotel, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.
Saat ini, jumlah keanggotaan LeClub Accorhotels di seluruh dunia mencapai 145 juta yang mana rerata anggota menginap dua kali lebih sering ketimbang tamu nonanggota. Saat ini, Accorhotels mengoperasikan jaringan hotelnya di 100 negara dengan 4.300 hotel serta 620.000 kamar.
Editor: Eko Adiwaluyo