Untuk berbagai merek fesyen ternama, sudah sangat umum bila mereka memamerkan koleksi terbaru produknya melalui acara-acara fesyen ternama besera model profesional berlenggak-lenggok di atas catwalk yang dihadiri oleh ratusan kritikus fesyen. Namun, semenjak era sosial media, Instagram menjadi panggung fesyen terbaru.
Bisa dikatakan hampir semua merek fesyen menggunakan Instagram layaknya sebuah panggung catwalk. Menurut Robin Clementson selaku Head of Brand Communications dari agency fesyen, I am Beyond, awalnya banyak merek fesyen melihat Instagram sebagai platform baru dan mereka tidak yakin bahwa Instagram bisa menyaingi Twitter. “Namun, dengan cepat banyak merek fesyen yang sadar bahwa Instagram banyak memberikan kelebihan buat mereka sebagai sebuah merek,” ujarnya seperti yang dikutip dari Marketing Week.
Bila di panggung catwalk, merek hanya bermain dengan desain, model, tata cahaya, dan dekorasi panggung. Di Instagram, pemilik merek fesyen bisa menggunakan visual alam, tata kota, hingga interaksi antara merek dengan konsumen. Dengan kata lain merek menjual gaya hidup melalui Instagram.
Merek seperti Burberry misalnya, selain menampilkan model mereka juga menunjukan sebuah visual alam dan perkotaan sebagai salah satu kekuatan untuk promosi produknya. Selain Burberry juga ada Calvin Klein yang selama 2016 ini telah menggandeng artis ternama mulai dari Kendal Jenner, Justin Bieber, hingga Kendrick Lamar. Selain menggandeng nama-nama tersebut, Calvin Klein juga menggunakan Instagram sebagai catwalk dalam mempromosikan kampanye terbaru mereka.
A photo posted by Calvin Klein (@calvinklein) on
A photo posted by Topman (@topman) on
Apa yang menarik dari penggunaan Instagram sebagai panggung fesyen adalah kecepatan dari merek merilis dan mempromosikan produknya. Beda dengan menggunakan sebuah rangkaian Fashion Show ternama yang bisa menunggu bulanan untuk memamerkan produknya. Sehingga tiap hari merek bisa langsung meluncurkan dan memasarkan produknya.
Tentunya, meskipun bergerak dalam industri yang sama yakni fesyen. Tidak semua merek bisa menerapkan pola-pola yang sama dengan sekadar menjiplak yang dilakukan oleh merek lain. “Baik menggunakan video, foto, atau mengoptimalkan penjualan, media sosial menjadi bagian dari rencana jangka panjang sebuah merek,” tutup Robin.