Apakah Stres dapat Menular?

marketeers article

Berkutat dengan kondisi stres tentu menjadi persoalan yang berat bagi individu. Dalam kondisi tertentu, kondisi stres bahkan dapat membahayakan kesehatan. Lebih dari itu, sebuah penelitian terbaru menemukan ternyata stres yang diidap seseorang dapat menular kepada individu lain.

Gejala stres berdasarkan studi dalam jurnal Nature Neuroscience tercatat dapat menular. Penelitian ini menemukan, jika kamu memiliki pasangan yang mengidap stres, maka kemungkinan kamu mengalami kondisi serupa dapat terjadi.

“Perubahan otak berhubungan dengan stres yang menopang banyak penyakit jiwa termasuk PTSD (Posttraumatic Stress Disorder), gangguan kecemasan, dan depresi. Studi terbaru menunjukkan bahwa stres bisa menular. Apakah ini memiliki konsekuensi lain di otak, tidak diketahui, ” ungkap Profesor, Fisiologi dan Farmakologi dari Universitas Calgary, Jaideep Bains.

Peneliti di dalam studi ini menggunakan tikus sebagai sasaran guna mempelajari efek stres pada tikus jantan dan betina. Satu tikus dilepas dari masing-masing pasangan dan memaparkan tikus tersebut pada stres ringan.

Para peneliti kemudian memeriksa respon populasi sel tertentu, khususnya neuron CRH yang mengendalikan respons otak terhadap stres.

Hasilnya, aktivasi neuron CRH (Corticotropin-releasing hormone) ini menyebabkan pelepasan sinyal kimiawi, yang disebut “feromon alarm” dari tikus yang mengingat pasangannya. Para peneliti meyakini, hal ini mungkin terjadi pada manusia.

“Kita siap mengkomunikasikan stres kita pada orang lain, terkadang tanpa menyadarinya. Bahkan ada bukti bahwa beberapa gejala stres dapat bertahan dalam keluarga dan orang-orang tercinta dari mereka yang menderita PTSD,” catat Bains dilansir dari Indian Express.

Related

award
SPSAwArDS