Penyebaran COVID-19 melonjak, terutama didominasi oleh varian baru, yaitu Delta. Pemerintah mengambil langkah tegas dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat guna menekan laju peningkatan kasus COVID-19 yang bahkan telah menembus angka 30 ribu kasus per hari.
PPKM Darurat ini mencakup sebanyak 121 kabupaten atau kota. Pemerintah memilih lokasi berdasarkan indikator laju penularan dan juga kapasitas respon, sesuai dengan standar WHO. PPKM Darurat ini diberlakukan selama dua pekan, mulai 3 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021.
Menanggapi salah satu poin dari putusan pemerintah mengenai PPKM Darurat, yaitu pembatasan jumlah pekerja yang bekerja dari kantor dengan menerapkan protokol kesehatan. Kini banyak perusahaan yang memberlakukan aturan WFH (Work From Home) bagi karyawan mereka. Untuk perusahaan yang bergerak pada sektor esensial diberlakukan 50% dari jumlah maksimum karyawan untuk WFO (work from office). Sedangkan untuk perusahaan yang bergerak pada sektor nonesensial menerapkan 100% WFH atau bekerja dari rumah selama masa PPKM darurat.
“Dengan kebijakan WFH, pegawai dituntut untuk tetap menjaga integritasnya. Pegawai tetap bekerja meskipun tidak diawasi oleh atasannya dan pelaksanaan pekerjaan diselesaikan dengan baik dan tepat waktu terlebih adanya dukungan aplikasi berbasis internet, sehingga penyelesaian pekerjaan bisa dilakukan di mana dan kapan saja.” dikutip dari laman Kemenkeu.
Namun kini efektivitas dan kreativitas dari karyawan yang melakukan WFH mulai menjadi sorotan. Jadi apakah WFH dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan karyawan? Lalu, apakah bekerja dari rumah dapat mempengaruhi kreativitas pekerja?
Survei yang dilakukan oleh Enterprise Technology Research (ETR) yang berbasis di Amerika Serikat pada September 2020 lalu menyebutkan 48,6% melaporkan bahwa produktivitas telah meningkat sejak pekerja mulai bekerja dari jarak jauh. Survei yang melibatkan CIO (chief information officer) sebagai responden ini menunjukkan hanya 28,7% responden yang mengalami penurunan produktivitas.
Hal ini juga didukung oleh Chairman & Founder MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya dalam Webinar Series Run 21 Run S2E2 yang bertajuk Unifying The Corporation. Menurutnya, para pekerja harus melakukan WFH harus terus mengembangkan kreativitas dan meningkatkan efektivitas pekerjaannya meski dari rumah. “Anggap saja perusahaan ini adalah perusahaan Anda,” katanya.
Ia menambahkan, ada target atau key performance indicator (KPI) yang tidak boleh diabaikan oleh karyawan selama melakukan WFH. Bisa dikatakan, karyawan Tanah Air belum semuanya siap dan memiliki etos kerja yang baik untuk melakukan WFH seperti yang perusahaan harapkan.
“Nah, ini sebetulnya mengapa perusahaan multinational lebih siap menerapkan WFH daripada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini karena ada perbedaan culture kerja,” tutup Hermawan.
Editor: Eko Adiwaluyo