Industri e-commerce di Indonesia masih memiliki banyak peluang untuk diperluas. Bahkan layanan yang diperluas terkadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan bisnis jual dan beli online. Hal ini yang sudah disadari oleh para pelaku di industri tersebut, termasuk Bukalapak.
Sebagai salah satu pemain yang sudah mapan dan menyandang gelar unicorn, Bukalapak sudah menyiapkan beberapa langkah untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. Disampaikan melalui akun medium-nya, Fajrin Rasyid selaku President Bukalapak menyampaikan beberapa hal yang akan dilakukan oleh Bukalapak.
Pertama, Bukalapak akan mendukung inklusi keuangan yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Lantas, apakah dengan ini Bukalapak akan meluncurkan metode pembayaran digital, atau meluncurkan layanan peer to peer lending.
Sepertinya, membuka layanan digital payment ataupun P2P lending belum akan dilakukan oleh Bukalapak, atau tidak akan dihadirkan. Bagi Fajrin saat ini, layanan inklusi keuangan yang didukung oleh Bukalapak adalah layanan yang sudah umum dikenal oleh masyarakat dan secara eksositem sudah baik, yakni dalam bentuk investasi reksadana dan investasi emas.
“Kami memiliki fitur di mana para pelapak bisa melakukan investasi emas secara otomatis dari hasil penjualan mereka,” tulis Fajrin. Skemanya seperti ini, ketika pelapak berhasil menjual barang sebesar Rp 53 ribu, maka pelapak bisa secara otomatis memasukan Rp 50 ribu ke dalam akun rekening mereka, dan menyisakan Rp 3 ribu dalam bentuk tabungan emas.
“Ketika tabungannya sudah mencapai angka tertentu maka pelapak bisa menukarnya dengan emas dalam bentuk fisik,” tambahnya. Baginya metode seperti ini akan lebih mudah diadopsi oleh para pelapak.
Kedua, Bukalapak akan memberdayakan para pelaku warung kelontong dalam program Mitra Bukalapak. Fajrin menyadari bahwa pelaku warung kelontong di Indonesia amat banyak. Nantinya, para mitra warung ini akan menyediakan layanan kepada para pelanggannya untuk berbelanja secara online di Bukalapak melalui warung tersebut. Singkatnya, warung tersebut menjadi bagian saluran penjualan Bukalapak.
“Orang yang belum pernah belanja online, atau orang yang tidak tahu caranya belanja online, bisa pergi ke warung mitra kami dan minta kepada pemilik warung untuk dipesankan barang untuk mereka. Kemudian mereka bisa membayar kepada pemilik warung secara tunai.”
Mitra warung ini nantinya akan mendapatkan komisi dari setiap penjualan tersebut. Metode ini bagi Bukalapak akan meningkatkan pendapatan para pemilik warung dengan modal nyaris Rp 0.
Saat ini sudah ada 300 ribu mitra warung yang bergabung bersama Bukalapak. Sementara saat ini pelapak di Bukalapak sudah mencapai angka 4 juta. Tentunya inovasi dari Bukalapak ini patut untuk diperhatikan dan seberapa efektif metode tersebut.
Editor: Eko Adiwaluyo