Harga rumah tapak yang kian mahal membuat masyarakat mau tidak mau memilih hunian vertikal atau apartemen. Karena itu, apartemen yang berada di daerah satelit Jakarta, seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi bakal diincar konsumen kelas menengah.
Harga terrendah rumah tapak di Jakarta menurut Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto sudah menyentuh di atas Rp 400 juta. Dengan rata-rata penghasilan kelas menengah yang sebesar Rp 5 juta per bulan, sulit bagi kelas menengah memiliki hunian.
Ferry mengungkapkan, pembelian apartemen dapat dimotori oleh aksi pemerintah yang sedang mentansformasi sistem transportasi atau dikenal dengan istilah Transit Oriented Development (TOD). Konsep ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum ketimbang kendaraan pribadi.
Keberadaan TOD akan mendorong pembangunan apartemen di dekat pusat transportasi, seperti stasiun kereta api. “Konsep ini di Tiongkok mampu meningkatkan properti di sekitar stasiun 10% dan di Hong Kong 32%,” ujar dia saat ditemui di World Trade Center 1 Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Lantas apakah ada apartemen dengan harga jual yang sesuai kantong warga kelas menengah? Memang untuk apartemen yang terletak di Jakarta Pusat, khususnya area CBD, hal itu jauh dari kata mungkin. Akan tetapi, apartemen di Jakarta Timur, seperti Basura City dan Sentra Timur masih terjangkau kelas menengah.
Selain itu, masih ada pilihan sepuluh apartemen baru yang bakal dibangun di sekitar TOD. Seluruh apartemen yang berada di Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Sentul-Bogor, dan Bekasi ini dikembangkan oleh perusahaan plat merah atau BUMN.
Misalnya, Apartemen @Stasiun Senen yang dibangun oleh Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Apartment @ Stasiun Tanah Abang yang adalah buah kerja sama PT PP Properti Tbk dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Serta Urban Signature LRT City Ciracas yang dibangun oleh PT Adhi Karya Persero Tbk.
Semua proyek apartemen di sekitar TOD tersebut sedang dalam tahap pembangunan dan diprediksi akan rampung pada periode tahun 2019-2020. Total seluruh unit pun mencapai 10.000-an.
Unit-unit apartemen di sekitaran TOD itu menyumbang 30% dari total unit apartemen yang bakal hadir di Jakarta dalam kurun waktu tahun 2018-2020. Selama periode tersebut, Jakarta akan menambah 62.211 unit apartemen baru.
Kendati pasokan akan melimpah, tetap saja masyarakat harus diberi stimulus dengan insentif yang memuluskan mereka membeli apartemen. Misalnya, adanya kemudahan dari perbankan menyalurkan kredit KPA/KPR.
Selain itu, kata dia, kunci keberhasilan juga terletak pada pertumbuhan ekonomi yang stabil, situasi politik yang aman, dan regulasi yang mendorong masyarakat untuk lebih nyaman melakukan konsumsi.
Editor: Sigit Kurniawan