APJII Prediksi Industri Internet Kembali Normal di Semester II-2021
Perubahan perilaku konsumen dalam menggunakan internet mengubah peta konsumsi internet. Penggunaan internet bergeser dari area perkantoran ke residensial. Alhasil, banyak pemain bisnis internet korporasi yang mengalami kerugian. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi, industri internet akan kembali normal di semester II-2021.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza bercerita, dari sekitar 500 anggota APJII, hanya 20% yang bermain di lini broadband perumahan. Rata-rata anggota mengaku, mereka mengalami penurunan berkisar 30%-40% sejak pandemi terjadi.
Kondisi new normal mulai memberi harapan bagi para pemain industri internet. Pasalnya, beberapa kantor mulai beroperasi seperti biasa dengan sistem shifting. Tahun depan, para penyedia jasa internet sepakat untuk memperkuat konektivitas di berbagai daerah.
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan bapak Joko Widodo jika 2021 adalah tahun investasi karena internet menjadi sebuah kebutuhan primer. Tanpa internet, masyarakat akan kesulitan dalam melakukan transaski apa pun, termasuk menjalankan ekonomi digital. Tahun depan, kami akan berinvestasi di daerah-daerah yang sama sekali belum terkoneksi dengan internet,” ujar Jamalul Izza dalam sesi Industry Outlook 2021 di gelaran virtual MarkPlus Conference 2021, Kamis (10/12/2020).
Pasalnya, survei terbaru APJII menemukan, jumlah pengguna internet di perkotaan telah mencapai 73,7% dari total populasi. Sehingga, diperlukan interkoneksi di area-area terpencil agar ekonomi digital bisa berjalan lebih luas.
“Cara ini diharapkan dapat membantu pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di pedesaan karena Indonesia cukup luas, dan ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi kami,” imbuh Jamalul Izza.
Hal ini didukung oleh Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya. Pasalnya, ia menilai akan terjadi perubahan perilaku konsumen pascapandemi. Bukan kembali seperti dulu (offline), melainkan akan tercipta budaya baru (omni).
“Saya yakin saat ini adalah era omni. Jadi, offline pasti akan kembali setelah ada vaksin, namun konsumen juga akan terbiasa dengan online. Jadi, orang memang harus belajar sesuatu yang baru, yakni online dan offline,” tutup Hermawan.