Aplikasi Perencanaan Perjalanan Karya Mahasiswa Binus Menangkan KIWI Challenge
Ide bisnis bertajuk “Beyond Border” besutan mahasiswa Binus School Serpong meraih hadiah utama Kompetisi KIWI Challenge. Atas karyanya, tim Binus School Serpong memenangkan voucer senilai Rp 10 juta ($ 1,000 NZD) dan kini berkesempatan untuk melakukan magang virtual dengan Massey University.
Di ajang kompetisi kewirausahaan yang digagas oleh Education New Zealand (ENZ) ini, Binus mengangkat pengembangan aplikasi perencanaan perjalanan yang merampingkan dan mempersonalisasi proses perencanaan perjalanan. Tim ini juga memiliki fokus yang kuat pada keterlibatan komunitas lokal dan inklusivitas di antara orang-orang dengan kemampuan yang berbeda.
Kompetisi Ide Wirausaha Indonesia (KIWI) Challenge secara tahunan untuk para siswa. Siswa yang berpartisipasi berasal dari sekolah-sekolah di seluruh Jawa dan Kalimantan yang memberikan solusi atau ide inovatif dengan tema tertentu.
Setiap tahun, kompetisi ini diselenggarakan dalam kemitraan dengan salah satu Universitas Top New Zealand. Tahun ini, yang dinominasikan adalah Te Kunenga ki Pūrehuroa – Massey University, yang kemudian memilih topik Bisnis Berkelanjutan dan Kewirausahaan di Industri Pariwisata.
BACA JUGA: Education New Zealand Tunjukkan Dukungan Terhadap Kualitas Guru Indonesia
Menteri Pendidikan New Zealand Chris Hipkins meresmikan dan meluncurkan kompetisi KIWI Challenge dalam kunjungannya ke Jakarta pada Oktober lalu. Sejak itu, 36 tim dari 18 sekolah di wilayah Jawa dan Kalimantan menggodok ide-ide inovatif dan keterampilan presentasi bisnis mereka, untuk berlomba memenangkan voucer senilai hingga Rp 10.000.000 dan kesempatan magang virtual dengan Massey University.
Ke-36 tim ini bekerja keras untuk mengembangkan ide mereka dan membuat presentasi video berdurasi 2-3 menit untuk mengikuti kompetisi. Lima tim yang mengesankan terpilih untuk masuk ke babak final, yang diadakan secara langsung di Jakarta dan daring melalui Zoom.
Tim-tim berkinerja terbaik ini kemudian diminta untuk memberikan presentasi sepanjang 10 menit, yang lebih lanjut mengartikulasikan solusi bisnis mereka untuk pariwisata berkelanjutan, diikuti dengan 5 menit sesi tanya-jawab dari panel juri yang berpengalaman.
“Jika masa depan planet ini ada di tangan para siswa, maka kami dalam kondisi yang baik. Masing-masing tim telah memikirkan beberapa ide dan solusi yang sangat inovatif untuk masalah yang unik di Indonesia,” papar Jeffrey Stangl, Director of Strategic Partnerships Massey University yang juga salah satu dewan juri dalam laporannya.
BACA JUGA: Kotler Business School Ingin Cetak Entrepreneurial Leaders di ASEAN
Selain Jeffrey, Geoff Bilbrough, General Manager Marketing and Communications Education New Zealand dan Tri Erwinsyah Putra, Co-Founder – Kopi Tuli terlibat juga sebagai dewan juri.
Magang virtual yang diajarkan oleh Massey University akan mengajarkan siswa keterampilan praktis untuk ‘membawa ide mereka ke dunia.’
Melalui delapan jam supervisi khusus dari beberapa pakar pemasaran akademis Massey University, para siswa akan belajar bagaimana menambah nilai pada ide mereka, dan membuat rencana pemasaran digital untuk meluncurkan solusi bisnis mereka secara efektif.