Apple mencatatkan penurunan pendapatan yang buruk dari App Store pada periode September 2022. Pada periode itu, pendapatan bersih App Store menurun 5% secara year on year (yoy).
Erik Woodring, Analis Morgan Stanley mengatakan realisasi itu menjadi penurunan terbesar dalam pendapatan App Store sejak perusahaan jasa keuangan itu mencatatkan datanya. Woodring mengatakan game menjadi alasan terbesar penurunan pendapatan App Store, yang mana anjlok hingga 14% yoy.
Dia mencatat pertumbuhan 10 pasar teratas melambat, yang mana menghasilkan hampir 87% dari pendapatan App Store. Sementara itu, Cina, Taiwan dan Korea Selatan tetap mencatatkan pertumbuhan.
Pernyataan analis bersumber dari data Sensor Tower yang mana Apple mencatatkan pendapatan hampir US$ 6,9 miliar untuk bulan September. Realisasi itu turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni US$ 7,2 miliar.
Sensor Tower juga mencatat Google Play mengalami penurunan pendapatan 8% yoy, yang mana di sektor game melorot hingga 14%. Perusahaan menerbitkan laporan awal pekan ini yang menandakan pendapatan aplikasi global turun 5% yoy.
Morgan Stanley menyoroti penurunan ekonomi global atas merosotnya pendapatan App Store. Sebagian orang dinilai mengalihkan pengeluaran dari sektor digital ke barang yang lebih penting.
“Kami percaya hasil App Store baru-baru ini memperjelas bahwa konsumen global telah mengurangi pengeluaran App Store dalam waktu dekat,” tulis Woodring dalam catatannya dikutip TechCrunch, Selasa (4/10/2022).
Morgan Stanley memprediksi akhir tahun merupakan momentum kenaikan hasil yang lebih baik di tengah fluktuasi nilai tukar mata uang. Khusus Apple, baru-baru ini menaikkan harga App Store untuk pembelian dalam aplikasi di beberapa negara di Eropa dan Asia untuk menyesuaikan kompensasi pertukaran mata uang.
Bulan lalu, sebuah laporan dari perusahaan analis Apptopia mencatat pengembang telah menaikkan harga aplikasi sebesar 40% yoy. Menurut prediksi analis, Apple mencatat pendapatan layanan US$ 19,71 miliar pada kuartal III 2022.
Data itu menunjukkan adanya peningkatan sebesar 7,9% yoy, meski jauh dari ekspektasi Wall Street sebesar US$ 20,25 miliar.