Meski belum rilis ke publik, Apple dikabarkan akan mengenakan biaya langganan bulanan untuk mengakses beberapa fitur dari Apple Intelligence nantinya. Artinya, akan terdapat perbedaan akses fitur pada pengguna berbayar dan pengguna tak berbayar.
Dikutip dari HardwareZone pada Selasa (2/7/2024), Mark Gurman dari Bloomberg mengklaim bahwa melambatnya penjualan perangkat keras kemungkinan akan mendorong Apple untuk mencari pendapatan dari biaya layanan dan langganan.
Oleh karena itu, Gurman percaya bahwa strategi jangka panjang Apple adalah untuk memonetisasi Apple Intelligence dengan meluncurkan fitur-fitur tambahan yang pengguna harus bayar dengan langganan bulanan untuk mengaksesnya. Menurut Gurman, layanan berbayar kemungkinan akan diberi nama Apple Intelligence+.
BACA JUGA: Bakal Jadi Pengganti iPhone, Apple Kembangkan Kacamata AR
Selain itu, Apple bisa menerima bagian dari pendapatan langganan dari setiap mitra kecerdasan buatan yang bekerja dengannya.
Gurman juga mengatakan bahwa kesepakatan dengan Google untuk Apple Intelligence diharapkan akan diumumkan akhir tahun ini.
Sebenarnya, Apple bukan satu-satunya perusahaan yang berencana untuk mengenakan biaya kepada pengguna untuk menggunakan fitur kecerdasan buatannya.
Samsung juga mengatakan bahwa fitur Galaxy AI akan disediakan gratis hingga akhir 2025. Setelah itu, pengguna perlu melakukan pembayaran langganan untuk menggunakan fitur tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Korea Selatan ini mungkin akan mulai mengenakan biaya kepada pengguna untuk fitur tertentu pada 2026.
BACA JUGA: Baru Dirilis, Fitur Galaxy AI akan Berbayar pada 2025
T.M. Roh, Kepala Bisnis Mobile Samsung mengungkapkan dalam sebuah briefing media bahwa mungkin ada pelanggan yang menginginkan kemampuan kecerdasan buatan yang lebih kuat, dan bahkan bersedia membayar untuk itu.
Karenanya, hal ini membuka kemungkinan bagi Samsung untuk mempertimbangkan memperkenalkan fitur berbayar untuk Galaxy AI.
Dengan langkah ini, baik Apple maupun Samsung menunjukkan komitmen mereka untuk terus berinovasi dalam bidang kecerdasan buatan, sekaligus mencari cara baru untuk menghasilkan pendapatan dari teknologi ini.
Bagi pengguna, ini berarti kemungkinan akan ada lebih banyak fitur canggih yang tersedia, meskipun dengan biaya tambahan.
Editor: Eric Iskandarsjah