Apple menegaskan tidak pernah menjual data percakapan pengguna yang dihasilkan melalui Siri kepada pengiklan. Pernyataan resmi ini dirilis oleh perusahaan tersebut untuk menjawab rumor yang kembali mencuat terkait privasi data pengguna.
“Apple tidak pernah menggunakan data Siri untuk membuat profil pemasaran, tidak pernah membuatnya tersedia untuk iklan, dan tidak pernah menjualnya kepada pihak mana pun untuk tujuan apa pun,” tulisnya, dikutip dari The Verge, Kamis (9/1/2025).
Rumor itu sendiri kembali mencuat setelah Apple sepakat untuk membayar US$ 95 juta sebagai penyelesaian gugatan terkait percakapan pengguna yang direkam oleh Siri dan berpotensi didengar oleh karyawan manusia.
BACA JUGA: Ditawari Bangun Pabrik Apple, iPhone 16 Belum Legal di Indonesia
Gugatan ini bermula dari laporan The Guardian pada 2019 lalu, yang mengungkap kontraktor manusia ditugaskan untuk meninjau rekaman anonim dari Siri. Beberapa rekaman itu secara tidak sengaja menangkap pembicaraan sensitif pengguna.
Setelah laporan tersebut, Apple meminta maaf dan mengubah kebijakannya. Kini, pengaturan bawaan Siri tidak lagi menyimpan rekaman audio, dan untuk pengguna yang memilih berbagi rekaman, data tersebut tidak dibagikan kepada pihak ketiga.
Namun, dalam gugatan awal pada tahun 2021, beberapa penggugat mengeklaim bahwa setelah menyebut sejumlah merek, mereka menerima iklan dari produk tersebut. Mereka menduga hal ini terkait dengan data Siri.
BACA JUGA: TikTok Bakal Diblokir di AS Tanggal 19 Januari, Ini Deretan Faktanya
Menanggapi klaim ini, Apple pun menegaskan bahwa mereka “tidak menyimpan rekaman audio interaksi Siri kecuali pengguna secara eksplisit memilihnya. Rekaman tersebut hanya digunakan untuk tujuan itu, dan pengguna dapat dengan mudah memilih keluar kapan saja.”
Fenomena Iklan yang Tampak Relevan
Rumor tentang teknologi yang “menguping” pengguna bukanlah hal baru. Pada tahun 2018, Facebook juga menghadapi tuduhan serupa.
Mark Zuckerberg pun secara langsung menyangkalnya saat memberikan kesaksian di hadapan Kongres terkait skandal Cambridge Analytica. Investigasi kala itu tidak menemukan bukti bahwa perangkat memata-matai mikrofon pengguna.
Namun, ada kemungkinan lain yang menimbulkan fenomena “menguping” ini: beberapa aplikasi secara diam-diam merekam aktivitas layar pengguna dan mengirimkannya ke pihak ketiga.
Editor: Ranto Rajagukguk