AppsFlyer: Persaingan Fintech Makin Ketat, Pertumbuhan Makin Lambat
AppsFlyer melaporkan terkait perlambatan instalasi pasar aplikasi fintech. AppsFlyer, merupakan perusahaan atribusi dan analitik global terkemuka yang melakukan pengamatan dinamika industri fintech mobile app sejak tahun 2020.
Data AppsFlyer menunjukkan pertumbuhan pasar fintech secara global terus meningkat. Pada tahun 2019, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech secara global tumbuh 90%, dua kali lipat tingkat pertumbuhan pada tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Permudah Fintech dan Perluas Opsi Pembayaran, Brankas Gandeng VISA
Pada tahun-tahun selanjutnya, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech meningkat tajam hingga 132% dari paruh awal 2019 hingga 2021. Sementara itu, Indonesia dinilai merupakan pasar yang dituju para pemain fintech, dengan populasi unbanked yang relatif besar, sebanyak 91,3 juta penduduk, serta ketertarikan masyarakat yang cukup besar.
Dari tahun 2018 ke 2019, instalasi aplikasi fintech di Indonesia tumbuh hampir dua kali lipat, yang mana 11 dari 100 instalasi aplikasi di Indonesia merupakan aplikasi fintech. Bahkan, pada tahun 2020 dan 2021, jumlah instalasi aplikasi fintech di Indonesia menempati posisi tiga besar secara global.
BACA JUGA: Akseleran Catat Penyaluran Pinjaman Tembus Rp 350 Miliar
Namun demikian, hal ini memunculkan kompetisi yang makin ketat dalam pasar aplikasi fintech dalam negeri, terlihat dari jumlah investasi iklan aplikasi fintech di Indonesia yang sangat tinggi pada 2021, senilai Rp 6,7 triliun dan merupakan yang tertinggi (60% pangsa investasi iklan) di seluruh Asia Tenggara dan Pakistan. Selain itu, para pemain industri juga dihadapkan pada mulai melambatnya pertumbuhan instalasi aplikasi fintech di Indonesia.
Pada tahun 2021, tren instalasi aplikasi hanya bertumbuh sekitar 3% sepanjang tahun untuk Android, sementara pertumbuhan di Asia Tenggara mencapai 5,1%.
“Industri aplikasi fintech di Indonesia merupakan ruang yang menarik, dengan potensi pertumbuhannya yang tinggi, serta tantangan-tantangannya yang unik. Setelah tiga tahun mengamati industri aplikasi fintech di Indonesia, kami senang dapat berkolaborasi dan mendiskusikan pembelajaran tersebut bersama mitra kami, LINE Bank, dan asosiasi seperti IDA, sekaligus untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi para pemain di industri,” kata Sales Manager Indonesia AppsFlyer, Anthony Loekita Harsono dalam siaran persnya, Senin (31/10/2022).
Tantangan-tantangan ini perlu menjadi perhatian para pemain industri aplikasi fintech, agar dapat tetap bersaing dalam memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, AppsFlyer, LINE Bank, dan IDA mendiskusikan berbagai strategi yang dapat dilakukan pemain industri untuk tetap bersaing.
Beberapa langkah tersebut diantaranya tidak hanya berfokus pada akuisisi pengguna, namun juga melibatkan kembali (re-engage), dan terus membangun hubungan dengan para pengguna. Hal ini dapat dilakukan para pemain aplikasi fintech melalui meningkatkan perhatian pada pengalaman pengguna, dan mencari cara untuk memberikan pengalaman yang memuaskan dan customer-centric.
Selain itu, mengutamakan privasi pengguna, untuk memberikan pengalaman digital yang lebih baik dan aman, serta mengutamakan kepercayaan antara pengguna dan penyedia solusi, dan sebaliknya.
“Kolaborasi antar elemen ekosistem aplikasi fintech sangat penting, khususnya antar pemain industri, penyedia insight seperti AppsFlyer, serta asosiasi-asosiasi terkait. Setiap bagian dari ekosistem ini memiliki peran penting dalam memberikan solusi berbasis data bagi para pelanggan, meningkatkan pertumbuhan industri, serta mendorong perluasan inklusi finansial di Indonesia,” tutur Dian Gemiano, Chairman, Indonesian Digital Association.
Editor: Ranto Rajagukguk