Kenyamanan sudah menjadi prioritas konsumen saat membeli peralatan rumah tangga, termasuk alat elektronik. Salah satunya adalah pendingin ruangan (AC) yang menambah nilai kenyamanan di rumah. Melihat hal ini, AQUA Japan, produsen alat elektronik dari Jepang menghadirkan terobosan baru, yaitu menambah fitur pengharum ruangan pada produk ACnya.
Produk dengan seri AQA-KCRV9WGW keluaran AQUA Japan dilengkapi dengan fitur Air Fragrance. Dengan fitur ini, AC dapat menghasilkan udara yang wangi dan lebih segar. tidak hanya itu, fitur ini secara otomatis bisa memblokade bau freon yang biasa dihasilkan AC.
“Kami memberikan wadah pewangi udara pada bagian filter. Jadi, pengguna bisa mengisi wadah tersebut dengan minyak essensial dengan wangi yang disukai. Saat bekerja, filter akan menghasilkan wangi sesuai dengan bau wangi minyak esensial yang dapat menambah sensasi nyaman di ruangan,” jelas Kenji Sadayuku, President Director AQUA Japan Indonesia di Jakarta, Selasa (31/12/2019).
Terobosan pada produk AC oleh AQUA Japan ini juga didorong dengan tingginya tingkat stres yang dialami masyarakat, terutama yang tinggal di kota besar. Tekanan hidup dan tuntutan pekerajaan yang tinggi mendorong hal ini.
Penelitian Journal Enviromental Psychology Volume 57 menunjukkan bahwa menghirup wewangian dapat membantu tubuh meningkatkan daya kerjanya. Contohnya aroma kopi yang dapat meningkatkan kinerja otak atau aroma teh hijau yang segar dan dapat merelaksasi tubuh.
“Menghirup aroma tertentu nyatanya bisa mempengaruhi mood kita dan inilah yang ditawarkan AQUA Japan dengan fitur air fragrance pada pada produk ACnya. Kami ingin memberikan solusi relaksasi maksimal dan bisa dilakukan kapan saja, khususnya saat berada di rumah,” lanjut Sadayuki.
AQA-KCRV9WGW juga dilengkapi dengan teknologi AQUA Fresh with Nano Silver Ion. Teknologi ini membuat AC dapat membersihkan debu dan kotoran yang menempel di filter secara mendiri. AQUA Japan mengklaim dengan fitur ini, produk pendingin ruangannya mampu menghasilkan udara yang lebih bersih, bebas virus, dan bakteri.
Editor: Sigit Kurniawan