Dalam menjalankan sebuah bisnis, seseorang maupun perusahaan harus mengejar laba agar usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan baik. Untuk bisa mendapatkan laba yang optimal, para pemasar harus melakukan perencanaan yang tepat.
Lalu, apa arti laba? Soemarsono, salah satu ahli ekonomi di Indonesia berpendapat arti laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha yang dijalankan.
Apabila beban lebih besar dari pendapatan, selisihnya tersebut disebut dengan rugi. Dia bilang laba dapat diketahui secara periodik setelah proses penjualan dan pembayaran terjadi.
BACA JUGA: Entrepreneur Butuh Pengorbanan demi Pertumbuhan Bisnis
Dalam dunia usaha, sebagian besar perusahaan menghitung laba setiap tiga bulan sekali yang akan diakumulasi secara keseluruhan pada akhir tahun saat tutup buku. Arti laba menurut ahli lainnya, Suwardjono, yakni imbalan atas perusahaan yang telah menghasilkan barang dan jasa.
Ini berarti laba merupakan pendapatan di atas biaya atau biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi penyerahan barang atau jasa. Arti laba juga kerap dimaknai sebagai manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi.
Misalnya, raihan kenaikan aset atau penurunan kewajiban yang menghasilkan peningkatan ekuitas selain yang menyangkut transaksi dengan pemegang saham atau modal. Secara singkat, arti laba yaitu keuntungan yang didapatkan oleh seseorang atau perusahaan saat menjalankan transaksi bisnis.
BACA JUGA: Marketing Plan adalah: Pengertian, Fungsi dan Langkahnya
Biasanya, laba dapat diketahui setelah perusahaan menghentikan kegiatan perniagaannya atau jual-beli.
Konsep Laba
Dalam ilmu ekonomi, laba memiliki dua konsep utama yang dapat dijadikan rumus untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapatkan. Konsep pertama adalah laba ekonomi yang merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai wajar aktiva.
Berdasarkan konsep ini, laba mencakup komponen yang sudah direalisasikan atau arus kas maupun yang belum atau laba dan rugi kepemilikan. Konsep ini mirip dengan pengembalian suatu efek atau surat beharga, sekuritas, maupun portofolio efek yaitu tingkat pengembalian mencakup dividen maupun apresiasi modal.
Laba ekonomi biasanya digunakan untuk mengukur perubahan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, laba ekonomi berguna jika tujuan analisisnya adalah menentukan tingkat pengembalian pada pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan tanpa menggunakan harga pasar.
Konsep laba kedua adalah laba akuntansi yang diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Meskipun laba akuntansi mencakup aspek laba ekonomi dan laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara langsung.
Adapun tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengurusan laba, yaitu pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan adalah titik awal pengukuran laba.
Editor: Ranto Rajagukguk