ASEAN berada di persimpangan transformasi ekonomi. Kondisi ini membuka peluang baru yang juga diiringi dengan sejumlah tantangan.
Yessi Vadila selaku Trade Specialist Economic Research Institute for ASEAN and East Asia mengungkapkan beberapa potensi dan tantangan yang dihadapi ASEAN untuk transformasi ekonomi digital.
Yessi mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital ASEAN didorong oleh penetrasi internet yang cukup luas serta didukung dengan populasi generasi muda yang melek teknologi.
Hal ini pun didukung juga dengan adopsi layanan digital seperti e-commerce, fintech, dan kecerdasan buatan (AI). Kita tahu, kawasan ini punya pasar konsumen yang cukup luas dan besar bagi para pelaku usaha lokal maupun global.
BACA JUGA Investasikan Rp 2,5 Triliun, Artas Bangun Pabrik Pipa Baja Terbesar di ASEAN
“Investasi infrastruktur digital menjadi kunci utama untuk perkembangan ini. Akses internet yang semakin luas membuka peluang kolaborasi lintas negara, khususnya dalam sektor logistik, pendidikan berbasis teknologi, dan pembayaran digital,” ujar Yessi dalam sesi sesi Transforming the Next-ASEAN: Business and Economic Insight di gelaran ASEAN Marketing Summit di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Tantangan Ekonomi ASEAN
Terlepas dari potensinya yang cukup besar, ASEAN juga memiliki beberapa tantangan untuk menghadapi transformasi ekonomi. Pertama, adanya ketimpangan infrastrukstur digital karena tidak semua negara di Asia Tenggara memiliki kesiapan yang sama dalam menghadapi transformasi ini.
Kedua, terdapat hambatan regulasi karena adanya perbedaan kebijakan di tiap negara sehingga menghambat kerja sama lintas batas. Ketiga, kesenjangan SDM karena kurangnya tenaga kerja terampil di bidang teknologi sehingga menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi digital.
Terakhir, adanya tekanan geopolitik di tengah persaingan AS dan China. Yessi mengatakan, sebaiknya negara ASEAN bisa memanfaatkan peluang kerja sama strategis.
BACA JUGA Kejar Target Iklim, ASEAN Butuh Investasi US$ 190 Miliar
Yessi mengungkap diperlukan beberapa strategi yang komprehensif dan perlu diperhatikan menuju tahun 2030 untuk menghadapi tantangan tersebut.
“Diperlukan peningkatan infrastruktur digital untuk memperluas akses internet ke daerah terpencil dan memperkuat jaringan regional. Peningkatan kualitas SDM juga menjadi bagian dari investasi untuk menciptakan ekosistem digital yang berdaya saing,” terang Yessi dalam gelaran yang menjadi rangkaian acara acara MarkPlus Conference 2025.
Selain itu, Yessi juga menekankan diperlukan adanya kolaborasi antarnegara anggota ASEAN untuk memanfaatkan potensi kolektif. Transformasi ekonomi digital ASEAN menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya saing regional dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kerja sama yang kuat, investasi strategis, dan perencanaan matang, ASEAN dapat menjadi pusat inovasi digital dunia pada tahun 2030. Tantangan yang dihadapi harus diatasi untuk mewujudkan masa depan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz