Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bakal menyusun peta jalan atau roadmap untuk menjadikan wilayah Asia Tenggara (ASEAN) sebagai pusat stabilitas dan ekonomi dunia pada tahun 2025. Roadmap itu akan memperkuat sentralitas, memanfaatkan solusi inovatif, dan memberikan advokasi inklusivitas bagi peningkatan ketahanan wilayah.
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kadin Indonesia, sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menuturkan bersama para mitra terus berinovasi dalam penyusunan roadmap sehingga akan mewujudkan ASEAN sebagai kawasan yang stabil, damai, dan menjadi pusat stabilitas ekonomi dunia pada tahun 2045. Langkah ini telah dikomunikasikan dalam kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: Buka KTT ASEAN, Jokowi: Ekonomi Belum Pulih, Rivalitas Semakin Tajam
“Sebagai mitra strategis pemerintah mewakili sektor bisnis regional, ASEAN-BAC terus berupaya menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang menjunjung tinggi nilai-nilai inklusif bagi siapapun untuk terus bertumbuh bersama. Seluruh negara di ASEAN akan tumbuh bersama tanpa terkecuali, untuk dapat menjadi bagian dalam perjalanan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Arsjad melalui keterangannya, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya, ASEAN-BAC juga konsisten memberikan berbagai masukan strategis dan umpan balik dari sektor swasta kepada para pemimpin ASEAN. Ini dalam rangka mendorong integrasi ekonomi regional yang lebih kuat, mempromosikan legasi proyek-proyek yang berdampak langsung, dan jangka panjang.
BACA JUGA: Potensi Ekonomi KTT ASEAN 2023 Setara MotoGP Mandalika 2022?
ASEAN-BAC terus mendorong untuk mewujudkan ekonomi kawasan yang sangat terintegrasi dan kohesif, mendukung pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan perdagangan, investasi, dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kapasitas kawasan untuk menyikapi tantangan serta perubahan global.
“Kami terus berupaya memajukan agenda pasar tunggal melalui komitmen yang tinggi di bidang perdagangan barang, dan melalui suatu penyelesaian efektif hambatan non-tarif, integrasi lebih mendalam di bidang perdagangan jasa, serta melalui pergerakan investasi, pekerja terampil, pelaku usaha, dan modal secara lebih lancar,” ujarnya.
Arsjad bilang ASEAN-BAC menyampaikan rekomendasi isu kepada pemerintah, seperti transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta fasilitas perdagangan dan investasi. Melalui isu yang ada dikembangkan berbagai legacy project, seperti ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product, dan ASEAN Business Entity.
“Lima area fokus utama dan delapan legacy project ini yang memiliki relevansi signifikan dan berdampak luas bagi komunitas ASEAN. Ini yang pada akhirnya akan didorong saat bertemu dengan para kepala negara ASEAN,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk