ASEAN Marketing Summit 2017 Usung Banyak Peluang Bagi Pemasar

marketeers article

ASEAN Marketing Summit (AMS) ke-3 yang akan digelar di Jakarta pada 7 September mendatang terbilang istimewa karena digelar bertepatan dengan ulang tahun ASEAN yang ke-50 pada tahun ini. Sebagai komunitas ASEAN, tentunya umur tersebut menunjukkan tingkat kesolidan tersendiri.

Pada kenyataannya, ASEAN makin disorot di kancah global, baik karena kesolidan dalam hal politik dan keamanan maupun ekonomi. Tak heran, banyak korporasi lokal, regional, maupun multinasional yang sukses di ASEAN lantaran punya strategi dan taktik yang khas.

Selain itu, AMS tahun ini juga bertepatan dengan ulang tahun ke-20 ASEAN Plus Three atau APT. APT yang dimaksud adalah negara-negara ASEAN ditambah dengan China, Jepang, dan Korea. Pada pasca krisis 1997, Jepang mengajak Korea dan China berkonsolidasi dengan ASEAN. Terbentuklah formasi Flying Geese yang dipopulerkan oleh Kaname Akamatsu dengan Jepang sebagai pemimpin saat itu. Namun, seiring waktu, formasi pun berubah. Saat ini, China justru menjadi negara super-power baru di dunia dengan strategi One Belt, One Road.

AMS sendiri akan dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara Asia Marketing Federation (AMF) yang saat ini beranggotakan 16 negara, yakni Jepang, China, Korea Selatan, Hong Kong, Mongolia, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Bangladesh, Kamboja, Sri Lanka, Vietnam, dan Myanmar.

Sebagai pertemuan para perwakilan antarnegara tersebut, AMS menjadi momentum bagi banyak pemerintah dan pelaku bisnis untuk mendulang aneka peluang. Menurut Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. dan penyelenggara AMS, mengatakan sedikitnya ada tiga hal yang bisa didapatkan oleh para pemasar di ASEAN, khususnya Indonesia.

Pertama, menjadi mitra investasi bagi Plus Three Countries karena investor dari China, Jepang, dan Korea Selatan ini membutuhkan pengetahuan lokal tentang Indonesia yang belum tentu mereka pahami dengan baik. Di sini ada keuntungan bagi perusahaan Indonesia, yakni tak hanya finansial, tapi juga transfer knowledge, system, dan management.

Kedua, untuk urusan pemasaran produk maupun jasa, banyak perusahaan asing menggandeng mitra lokal. Bagaimana pun juga pemasar Indonesia yang paling memahami secara mendalam pasar Indonesia yang kenyataannya sangat heterogen.

Ketiga, perusahaan lokal di Indonesia berkesempatan memasarkan produk-produk dengan menggunakan jaringan internasional dari Plus Three Countries tersebut. Dengan ini, sayap bisnis perusahaan pun bisa dikembangkan lebih lebar lagi.

Bagaimana pendapat Anda?

*Tulisan ini merupakan bagian dari serial Road to The 3rd ASEAN Marketing Summit bertajuk “ASEAN & INDONESIA: Opportunities from the East” yang akan digelar pada Kamis, 7 September 2017 di The Raffles Jakarta, Indonesia. Info selengkapnya: www.aseanmarketingsummit.com

Related