Aset Kripto Jadi Trending, NOBI Klaim Pengguna Aktif Melonjak 15 Kali
Perusahaan rintisan (startup) manajemen aset kripto, NOBI melaporkan hingga saat ini telah mengelola aset senilai Rp 1 triliun di semua layanan. NOBI mengklaim pengguna aktif melonjak hingga 15 kali lipat dalam enam bulan terakhir.
Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) NOBI Lawrence Samantha mengungkapkan, lonjakan pengguna dan kinerja bisnis perusahaan tak lepas dari tren industri aset kripto yang terus meroket baik secara global maupun nasional. Dia optimistis bisnis tersebut bakal semakin digandrungi oleh para investor.
“Saat ini, NOBI mengelola aset kripto senilai lebih dari Rp 1 triliun di semua layanan dan mengalami pertumbuhan luar biasa dengan 15 kali lebih banyak pengguna aktif dalam enam bulan terakhir. Ke depan, kami berencana untuk lebih meningkatkan produk mereka dan memperluas tim dengan menggandakan karyawan untuk meningkatkan skala operasional mereka,” ujar Lawrence melalui keterangannya, Kamis (17/2/2022).
Kendati demikian, dia tak menyebutkan secara terperinci berapa jumlah pengguna aktif NOBI. Hanya saja, Lawrence menyebut potensi pasar aset kripto di Indonesia sangat besar.
Ia menambahkan, dengan total populasi 274 juta orang, Indonesia menyumbang lebih dari 45% total populasi di Asia Tenggara (ASEAN). Negara ini diperkirakan memiliki 66% populasi underbanked atau unbanked yang merupakan peluang besar untuk sektor yang bergerak di layanan keuangan digital.
Ukuran pasar yang begitu besar ini menjadikan Indonesia ditetapkan sebagai pasar yang penting bagi pengembangan aset kripto. Tak hanya itu, menurut data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto tumbuh dua kali lebih cepat dari investor saham pada tahun 2021 mencapai 11,2 juta orang meskipun terjadi fluktuasi harga kripto.
Hal ini menandai dimulainya era emas dalam bisnis kripto. Selain itu, nilai transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 859,4 triliun.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2020, terdapat peningkatan nilai transaksi sebesar 1,222%. Berdasarkan data statistik ini, terbukti jika aset kripto telah menjadi salah satu kategori investasi paling dicari di Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, Lawrence mengungkapkan, dengan potensi yang begitu besar, NOBI berhasil meraih pendanaan sebesar US$ 4 juta atau setara Rp 57,1 miliar (kurs Rp 14.299 per US$). Suntikan modal ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk pengembangan produk dan perluasan tim.
Investasi tahap awal (seed funding) dipimpin oleh AC Ventures dan diikuti beberapa pemodal seperti Appworks, Skystar Capital, Cakra Ventures, Global Founders Capital (GFC). Sejumlah angel investor, termasuk pendiri Modalku, Reynold Wijaya turut serta dalam pendanaan ini.
Adapun dana segar ini akan digunakan oleh NOBI untuk lebih meningkatkan produk yaitu mengembangkan utilitas Honest Token (HNST). “Ini adalah langkah besar bagi kami. AC Ventures bersama dengan investor kami yang lain memiliki pengalaman mendalam yang tak tertandingi dalam dunia financial technology (fintech), investasi, dan kripto. Putaran investasi ini menunjukkan kepercayaan dan komitmen mereka terhadap apa yang dapat kami lakukan untuk membuat perbedaan saat ruang kripto dan keuangan mulai bergabung,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo