Wilayah asia secara unik akan memainkan peran penting dalam pengembangan AI dalam skala besar. Hal ini ditandaskan oleh Microsoft dalam keterangan resminya yang diterima oleh Marketeers.
Setidaknya ada tiga alasan utama untuk menjelaskan hal tersebut. Pertama, AI membutuhkan data. AI bergantung pada data untuk bisa berfungsi. Semakin banyak data yang dimasukkan ke dalam sistem AI, semakin baik pula kinerjanya. Di Microsoft, hal ini merupakan keunggulan tersendiri, Microsoft telah mengembangkan banyak informasi dari produk-produk seperti Windows, Office, LinkedIn, Bing, Cortana dan lainnya, yang dapat membantu Microsoft untuk mengembangkan peralatan-peralatan AI untuk bisa mengantisipasi dan merespon kebutuhan orang dengan lebih baik.
Kedua, AI membutuhkan bakat. Sambil kita menanti adopsi teknologi AI secara massal tahun ini, jalan panjang masih harus ditempuh untuk mengembangkan program AI yang lebih kuat dan canggih. Sebagai contoh, Microsoft Research Asia adalah bagian dari tim global kami yang baru-baru ini mengembangkan sistem mesin penerjemah pertama yang dapat menerjemahkan artikel-artikel berita dari Bahasa Tionghoa ke Bahasa Inggris dengan kualitas dan akurasi yang sama dengan manusia.
Ketiga, AI membutuhkan adopsi. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, semakin banyak data yang disediakan ke dalam sistem AI, semakin baik kinerjanya. Salah satu aspek unik Asia adalah populasi generasi muda yang besar, yang terlahir dalam dunia digital. PBB memperkirakan sebanyak 60% populasi generasi muda dunia berada di Asia Pasifik.
“Kami sangat senang saat berbicara tentang masa depan AI di wilayah ini dan tim kami telah memaparkan empat dasar penting untuk memastikan kami mampu untuk memanfaatkan AI secara optimal dengan pelanggan dan mitra kami saat ini dan untuk jangka panjang,” ujar Haris Izmee, Direktur Utama Microsoft Indonesia.