Di bawah kepemimpinan Santosa, PT Astra Agro Lestari Tbk terus berfokus pada peningkatan produktivitas melalui inovasi berkelanjutan dan transformasi digital, meskipun industri kelapa sawit sedang menghadapi tantangan global.
Komitmen Astra Agro terhadap keberlanjutan bukan sekadar janji, tetapi telah diimplementasikan melalui program riset dan pengembangan, replanting, dan strategi digital yang mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
BACA JUGA: Santosa Hospital Bandung Central Bangun Trust Untuk Raih Pasien
Sejak memimpin PT Astra Agro Lestari Tbk pada 2017, Santosa berfokus pada keberlanjutan sebagai kunci operasional perusahaan.
Dengan latar belakang akademis yang kuat dari Universitas Gadjah Mada, Santosa membawa pendekatan ilmiah dalam merumuskan strategi perusahaan.
BACA JUGA: BCA tiket.com Travel Fair 2024 Kembali Hadir, Bantu Dorong Industri Pariwisata
Di tengah volatilitas pasar minyak nabati global dan kampanye negatif terkait isu deforestasi, Astra Agro Lestari tetap optimis dan terus berinovasi.
“Sektor kelapa sawit memiliki peran krusial dalam ekonomi Indonesia, baik dari sisi ekspor maupun penyediaan lapangan kerja bagi jutaan masyarakat di daerah pedalaman. Namun, tantangan yang muncul dari regulasi seperti European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) menuntut kita untuk terus beradaptasi,” kata Santosa.
Menghadapi berbagai hambatan, Astra Agro telah mengembangkan strategi keberlanjutan yang dikenal sebagai Astra Agro Sustainability Aspiration 2030.
Strategi ini berlandaskan pada Triple-P Roadmap yang mencakup Portfolio, People, dan Public Contribution dengan dukungan Good Corporate Governance (GCG).
Sejak tahun 2015, Astra Agro telah menerapkan kebijakan No Deforestation, Conservation of Peatland, dan Respect Human Rights (NDPE).
“Komitmen kami terhadap keberlanjutan sudah jelas. Tahun ini, kami memperkenalkan inisiatif baru melalui Astra Agro Sustainability Aspiration 2030, yang kami yakin dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” tambah Santosa.
Pada tahun 2024, perusahaan meluncurkan inovasi berupa pupuk organik bernama Astemic yang diklaim mampu mengurangi biaya pemupukan hingga 25-50%. Inovasi ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga lebih ramah lingkungan.
Perusahaan tidak hanya fokus pada keberlanjutan dari sisi agrikultur, tetapi juga dari segi digitalisasi proses operasional.
“Digitalisasi memegang peran penting dalam meningkatkan efisiensi. Kami telah mengembangkan sistem pelacakan berbasis aplikasi yang memungkinkan penelusuran Tandan Buah Segar (TBS) hingga ke sumbernya,” jelas Santosa.
Sistem informasi SISKA 2.0 yang diluncurkan pada tahun ini mempermudah transaksi TBS dari pihak ketiga, meningkatkan transparansi dan efisiensi.
Digitalisasi mendukung pembuatan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Santosa juga menyoroti pentingnya inklusivitas dalam lingkungan kerja.
“Diversity & Inclusion bukan hanya kata-kata indah, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya kami,” tuturnya.
Meskipun industri kelapa sawit global tengah menghadapi tantangan besar, Santosa tetap optimistis bahwa perusahaan akan terus tumbuh dengan berlandaskan inovasi, digitalisasi, dan komitmen terhadap keberlanjutan.
“Kami yakin bahwa dengan strategi yang tepat dan fokus pada keberlanjutan, Astra Agro akan tetap menjadi pemimpin di industri kelapa sawit, baik di pasar domestik maupun internasional,” pungkasnya.
Lewat inovasi dan transformasi digital tersebut, Santosa berhasil meraih The Best Industry Marketing Champion 2024 kategori Basic Material Sector dalam ajang Marketeer of The Year (MOTY) 2024.